Rabu, 05 November 2014

Memandang Kanker dari Sisi yang Tidak Angker

Posted by Unknown on 06.05 with No comments
Hidup adalah rahasia Illahi begitulah orang bijak mengatakan, kita sebagai manusia tidak pernah tahu apa yang akan terjadi pada diri kita ke depan. Begitupun yang dialami oleh Tri Wahyuni Zuhri, tidak pernah terbayangkan sebelumnya di awal tahun 2013 ia mendapat vonis dari dokter bahwa di dalam tubuhnya telah bersarang sel kanker tiroid jenis pappiler, dan telah mencapai stadium lanjut. Kanker, satu kata yang menjadi momok bagi semua orang, berapa nyawa telah terenggut akibat penyakit ini, sebagai manusia biasa reaksi Yuni pada saat menerima vonis tersebut adalah shock, sedih, takut, dan perasaan-perasaan negatif lainnya yang tidak dapat ia bohongi. Tetapi tidak ada suatu kejadian yang dialami oleh seorang manusia melainkan dari kejadian tersebut terkandung hikmah. Pada akhirnya ia dapat bangkit menghadapi kenyataan dan mengambil hikmah dari kejadian yang dialaminya tersebut. Melalui percakapan online ia menuturkan “sisi postitif kanker yang bisa saya ambil hikmahnya tidak langsung serta merta saya dapatkan. semua butuh proses, waktu yang cukup panjang. hikmahnya baru bisa saya lihat setelah saya benar-benar dalam fase menerima dan iklas dengan kehadiran kanker ini dalam hidup saya.. dari sana lah perjuangan saya melawan kanker bukan hanya sekedar fight saya dan kanker” 

Berkat dukungan dari keluarga dan sahabat jugalah fase-fase terpuruk yang pernah dirasakannya mampu ia lalui. Kini, Yuni dapat memandang hidup dengan positif dan menjalaninya dengan penuh semangat dan harapan. Bahkan dengan kesehariannya menjalani kehidupan dengan statusnya sebagai penyintas kanker, ia mampu menghasilkan sebuah karya di tengah-tengah masyarakat. Karya tersebut adalah sebuah buku yang ditulisnya dengan judul “Kanker Bukan Akhir Dunia”. Tidak salah jika dengan menganalisis judulnya, kita berpikir bahwa buku ini adalah buku yang berisi tentang pengalaman si penulis dengan penyakit kanker. Ide membuat buku tersebut memang muncul dari pengalaman pribadinya menghadapi penyakit dengan urutan atas yang mengancam jiwa tersebut. Yuni berbagi kisah hidupnya sebagai survivor kanker mulai sejak awal vonis itu jatuh pada dirinya hingga pengalamannya menjalani berbagai pengobatan. Tidak sekedar mengenai pengalaman hidup saja, dalam bukunya juga terdapat motivasi, informasi dan pengetahuan tentang kanker, serta mitos-mitos seputar kanker yang ada, dan kisah-kisah dari para survivor kanker lainnya. 

Dalam percakapan online, ia juga berbagi kisah penggarapan buku “Kanker Bukan Akhir Dunia”. Proses penulisan buku ini berjalan selama kurang lebih dua bulan. Yuni menyukai dunia tulis menulis, ia adalah seorang blogger yang aktif menulis dan juga menjabat sebagai koordinator wilayah Ibu-Ibu Doyan Nulis (IIDN) Kalimantan Timur. Selama pengerjaan buku sebagian besar ia lakukan di atas tempat tidur,di tengah kondisi kanker yang sudah bermetase ke tulang belakang, yang membuatnya harus menahan rasa sakit dan nyeri yang mengganggu. Meski demikian dorongan menyelesaikan begitu kuat, sehingga perlahan-lahan ia tetap berusaha menulis buku tersebut. Ada satu motivasi dalam dirinya, bahwa ia ingin jika kelak telah tiada, setidaknya ia bisa meninggalkan sebuah buku yang bermanfaat bagi orang lain. Buku ini layak menjadi bacaan siapapun, bukan hanya penyintas kanker semata, mengingat kanker saat ini tidak hanya mengintai mereka yang secara genetik memiliki keluarga penyintas kanker, tetapi siapa saja bisa terancam terkena kanker melalui pola hidup, asupan makanan, dan lain-lain. Melalui buku ini penulis mengajak kita semua untuk lebih aware terhadap kesehatan dan juga peduli untuk melakukan deteksi dini kanker. 

sumber

0 komentar:

Posting Komentar

terima kasih atas kunjungannya, silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan tidak mengandung sara