Tampilkan postingan dengan label Mr. Bangun's Family. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mr. Bangun's Family. Tampilkan semua postingan

Selasa, 31 Mei 2016

Rumah adalah Hijab Terbaikku sebagai Wanita

Posted by Unknown on 20.13 with 5 comments
Apa bedanya house dan home? teringat sebuah pertanyaan yang dilontarkan seorang dosen senior "House" itu adalah gambaran sebuah bangunan, sedangkan "Home" adalah gambaran suasana dari rumah itu sendiri, makanya ada istilah "home sweet home" begitu beliau menerangkan.

Saat berbicara tentang rumah apa yang kita pikirkan? Sekedar berbicara sebuah bangunan atau lebih dari itu? Kenapa tiba-tiba berbicara tentang rumah?

Ya, tidak lain karena diri terusik dengan pemberitaan yang terjadi di luar sana, sebuah kabar yang tidak baik, sebuah kejadian yang membuat diri tidak habis pikir kenapa sampai bisa terjadi, sebuah peristiwa dimana kaum wanita dan anak-anak yang menjadi korban, sebuah kejadian yang membuat diri tersadar bahwa tidak ada tempat yang senyaman dan seaman rumah, yang karenanya Allah begitu baik memberikan sebuah peringatan terselip dalam ribuan ayat-ayatNya...

 “Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).

 Ya, begitu sayangnya Allah, sehingga Allah mengingatkan kita para wanita untuk berada di rumah. Ah, kejauhan kalau ayat ini dimaksudkan untuk “menyerang” wanita yang memiliki kesibukan lain selain di rumah, terlalu berlebih kalau dikatakan ini dimaksudkan untuk meramaikan kancah pertarungan sebuah status yang riuh diramaikan oleh wanita itu, karena toh dalam ayat tersebut jelas Allah mengatakan “hendaklah..” bukan “wajiblah..” Allah tahu diluar sana wanita memang dibutuhkan perannya sesuai dengan porsinya. Sudah sewajarnya siapapun dan apapun peran kita –wanita- meresapi makna yang terkandung dalam ayat tersebut, tidak kah ayat tersebut benar? Tempat teraman bagimu wanita adalah di rumah! Maka segeralah tunaikan amanahmu yang berada di luar itu untuk segera kembali ke rumah, selesai mengajar pulanglah, selesai pekerjaan kantor pulanglah, selesai antar paket pulanglah, selesai berkunjung pulanglah, selesai kajian pulanglah, selesai membeli micin pulanglah, terlalu lama berada di luar menimbulkan resiko untukmu, jika bukan keselamatanmu bisa jadi amalanmu, selesai beli sayur ketemu tetangga awalnya sekedar bersapa “hai” keterusan menjadi ghibah, naudzubillah..! Segera pulanglah, dan ingat berusahalah penuhi hukum-hukum syara saat berada di luar rumah, salah satunya bahwa kita harus berhijab dan bersama mahram, namun tetap ingat baik-baik tempat terbaikmu tetaplah rumah (saya speechless membaca suami istri yang pulang dari kantor dihadang 3 laki-laki dan si istri dinodai di depan mata suami ;’( ) 

Beradalah di rumah, dan menjaga adab-adab di rumah dengan baik. Tidakkah kita ingin mencontoh seorang wanita bernama Muti’ah yang menolak kunjungan putri Rosulullah, Fatimah, karena ia membawa anak lelakinya berkunjung dan wanita tersebut belum meminta izin suaminya untuk menerima tamu laki-laki? Tidak, saya tidak akan memaksa orang lain untuk mengagumi akhlak Muti’ah, sebagaimana saya juga tidak ingin dipaksa untuk menganggap ini lebay, berlebihan, dll. Ya, saya kagum dan ingin meneladaninya, rumah pun bisa jadi tempat tidak aman jika kita tidak berhati-hati, termasuk salah satunya memasukkan sembarang orang seperti orang asing dan lawan jenis. Jangan biarkan orang yang niatnya bertamu, kemudian merasa ada peluang untuk melakukan hal yang tidak kita inginkan

Begitupun kepada para laki-laki, jangan-jangan keinginan yang tidak-tidak itu muncul disebabkan suka berada di luar rumah tanpa alasan yang jelas, sehingga dirimu terkena pengaruh, sehingga muncul keinginan yang tidak-tidak mulai dari menhianati pasangan hingga menodai lawan jenis, naudzubillah..kau lupa anak, istri, ibu, saudara perempuanmu membutuhkan perlindunganmu, penjagaan darimu.

 Tidak perlu mencari-cari alasan kenapa tidak betah di rumah, karena jika bagi kita rumah adalah tempat yang penting, maka diantara 2 pilihan menjadi orang yang mencari kebahagiaan di rumah atau menjadi orang yang membangun kebahagian di rumah, kita tahu mana yang seharusnya kita pilih. Semoga tidak saya temui lagi Ya Allah baik dalam diri saya maupun diri orang lain keluhan semacam “saya tidak betah ada di rumah”, “bagi saya ada dirumah=sakit, (yang maknanya saya dirumah itu berarti saya sakit, karena kalo nggak sakit saya nggak mau ada di rumah), “di rumah itu stress!” dll. Insya allah, masih ada waktu memperbaiki niat, merenungi kekhilafan, dan berusaha menghidupkan kembali suasana “baity jannaty” jika masih terasa sulit, pikirkanlah jika ini mungkin tidak penting bagimu, ini mungkin penting bagi orang-orang yang kau sayangi ^_^

 ~Menulis untuk mengingatkan diri sendiri dan diri-diri lain yang berkenan~

 *seorang wanita yang berusaha menyelamatkan diri dan keluarganya serta senantiasa memohon perlindungan Allah


Senin, 11 April 2016

Saat Balita Mulai Melirik Buku

Posted by Unknown on 01.44 with No comments
“Khairul jaliisi al kitaab” adalah sebuah ungkapan bahasa arab yang berarti sebaik-baik teman duduk adalah buku. Sebuah ungkapan yang tiba-tiba terlintas dalam benak saya ketika melihat tingkah laku putri kecil saya, Nisa, beberapa hari yang lalu. Saat itu saya hendak pergi ke bank dengan ditemani suami dan otomatis si kecil yang masih berusia batita itu pun ikut. Saat berada di teras rumah, tiba-tiba ia meminta kembali lagi ke dalam rumah, “buku.. buku.. ambing (ambil) buku.. “ begitu ujarnya dengan bahasa yang agak pelat. Saya sedikit terkejut dengan permintaannya, saya dampingi ia masuk ke rumah sambil menawarkan buku mana yang ingin dipilih. Nisa pun memilih dua buku untuk dibawa, ia memang lagi senang-senangnya membawa sesuatu di kedua tangannya, kanan dan kiri masing-masing membawa sesuatu.
Sesampai di bank, saya mengambil nomor antrian dan ternyata saya harus menunggu sekitar 20 antrian dengan jumlah teller bank sebanyak lima orang. Buku yang dibawa oleh Nisa menjadi pengisi kegiatan kami disela-sela mengantri, what a good choice! Thank Nisa for your idea, we can spent our time for something good! 

Sebagai orang tua, saya rasa mengenalkan buku sejak dini kepada anak adalah sesuatu hal yang positif. Seperti kata pepatah, tak kenal maka tak sayang, jadi kalau kita ingin agar anak menyukai buku, maka kita juga harus mengenalkan anak pada buku. Namun, tentu tidak sembarang buku bisa diberikan kepada anak, harus sedikit picky dan selektif untuk memilih buku yang sesuai dengan umur serta kebutuhan anak. Beberapa pertimbangan saya dalam memilih buku untuk anak saya yang berusia 3 tahun antara lain :

1. konten/isi
Hal terpenting dalam memilih buku untuk anak seusia balita menurut saya adalah isi dari buku tersebut. Isi buku harus sesuai dengan dunia si kecil, selain itu, karena usia balita adalah usia yang belum dituntut untuk bisa membaca, maka sebaiknya isi buku lebih dominan gambar-gambar dengan warna yang menarik tidak sekedar hitam-putih. Melalui gambar-gambar itulah anak-anak mengenal isi buku dan menambah perbendarahan kata, bukan melalui ejaan kata-perkata, namun melalui penyebutan gambar-gambar. Sedangkan kalimat di dalam buku tetap penting sebagai panduan bagi orang tua, dan siapa tahu balita juga tertarik untuk mengenal huruf-huruf yang ada.

2. Bahan
Karena balita suka sekali bereksplorasi dengan apa yang dipegang, ada kemungkinan kalau buku tidak hanya sekedar dipegang, tetapi mungkin ditarik, digunting, dibanting, dimasukkan ke air dan lain-lain *curhat pengalaman, maka sebaiknya memilih buku dengan bahan yang kuat, sampul dan kertas yang tebal, tinta yang tidak mudah luntur, dan kertas yang tahan terhadap air. Pilihan-pilihan tersebut perlu diperhatikan jika kita sebagai orang tua ingin memiliki buku yang awet bagi anak.

3. Harga
Salah satu hal yang tidak kalah penting adalah harga buku. Namanya menyangkut anggaran dana tentu perlu dipertimbangkan masak-masak. Harga buku hendaknya realistis dan sesuai dengan kemampuan masing-masing keluarga. So, mahal atau tidak memang relatif. Tidak perlu memaksakan membeli buku yang bagi kita harganya cenderung fantastis hanya karena ingin atau mengikuti tren, just be wise mom, there are still so many books to choose out there! Atau jika memang membutuhkan, bisa mencari penjual buku yang juga menggunakan sistem cicilan atau arisan, insya allah buku menjadi lebih terjangkau.

Semoga anak-anak kita menjadi anak yang tak hanya bisa membaca tetapi juga gemar membaca. Karena saat anak bisa membaca berarti bisa mengeja kata-kata dan tanda baca dengan baik. Namun, ketika juga gemar membaca maka berarti dapat memaknai bacaan dan mendapatkan banyak hal yang bermanfaat dari kegiatan membaca, seperti informasi, ilmu, hikmah, serta banyak hal bermanfaat yang bisa diterapkan dalam hidup.Selamat memilih dan mengenalkan buku pada si kecil ya.  Feel free untuk menambah tips-tips ataupun sharingnya mom! ^_^

"Today a Reader, Tomorrow a Leader" 

Minggu, 06 September 2015

Hal-Hal Yang Sering Dibicarakan Oleh Perempuan Yang Telah Menikah Kepada Ibunya

Posted by Unknown on 03.16 with 4 comments
Aku dan ibu itu....... Bagaikan buah jatuh hanyut di kali :D fisik dan karakter :p. Hal yang membahagiakan lebaran tahun ini adalah, bisa 'stay' lebih lama di kampung halaman, thank a lot my hubbybie, jazakallah khoir :*

Anak tetaplah anak, berapapun usianya tetap membutuhkan sosok seorang ibu, udah nikah juga masih begitu.. Apa aja ya yang suka ditanyain, didiskusikan, dan digosipin seorang anak perempuan yang telah menikah pada ibunya? Hmmm.... Aq dan ibu termasuk cocok banget kalo ngobrol, apa aja kami obrolin, beberapa diantaranya adalah seperti hal-hal dibawah ini :

1. Hubungan Suami dan Istri
 Namanya pengantin baru (baru 3 tahun :3 ) ya masih seneng-senengnya ngadu eh curhat :p. Biar gimana pasangan itu kan makhluk asing yang sekalipun sudah kita kenal sebelum nikah tetap ada yang beda setelah nikah, rasa kikuk, nervous, bingung, marah, sebel, tapi kalo lagi mesra dan bahagia nggak di curhatin, maluuu hohoo.. (gimana sih mestinya yang diceritakan yang seneng-seneng ya biar nggak jadi pikiran, dasar childish! *upss) Ada kondisi dimana kadang curhatnya meluap-luap menceritakan sesuatu yg kurang enak, dr cerita panjang lebar itu biasanya ibu kasih tanggapan "kamu kualitas ibadahnya lg menurun ya? Dhuha rutin kan? Tahajud jalan to? Baca qur'an dan tadabbur sudah?" *lho.. lho...
"ih ibu neh apa sih, ini bukan masalah ibadah nggak ada hubungannya sama sekali..." *ngeles
 "iya sih tau, tapi orang kalo bagus kualitas ibadah, bagus jg kualitas dlm memecahkan masalah..." *jleb!!! *gagal ngeles.. Masih lanjut... "banyak-banyak dzikirullah ya, jangan diturutin emosinya biar hati tenang setan yang ngegodain juga pergi jauhh..."

2. Kehamilan dan Mengurus Anak
Hamil dan Mengurus anak itu sesuatu hal yang baru bagi perempuan yang telah menikah, jaman hamil sering juga ngobrol by phone dengan ibu, selain menanyakan beberapa hal tentu juga untuk memberikan kabar kepada ibu, apalagi bagi ibu juga adalah pengalaman pertama punya cucu, kasihan kalo dibikin mikir gimana keadaan anaknya yang sedang hamil disana.. Setelah melahirkan pun begitu tanya tentang beberapa cara mengurus bayi, stimulasi perkembangan bayi, solusi kalo bayi ada keluhan ini itu dsb, yah bukan gaptek dan nggak banyak baca atau jauh dari akses medis, tapi cerita dengan ibu itu memang sesuatu ya.. :) selain itu ya pengen kasih kabar aja tentang cucu pertama dan (masih) satu-satunya yang jauh di mato ini, suka nyeseg rasanya kalo dengar suara ibu "gimana kabarnya? Kok lama gag menghubungi? Ibu mau menghubungi duluan khawatir mengganggu, sibuk ya?" Hiks,,, ibu memang nggak pernah menelepon duluan, dengan alasan khawatir mengganggu, dan memilih menunggu kabar dr kami :(

3. Pekerjaan Rumah Tangga
Pekerjaan rumah tangga yg sering aku tanyakan ke ibu itu memasak, kalo pekerjaan rumah tangga yang lain2, aku merasa sudah pintar,, *baru 'merasa' aja sudah sombong ya.. :D biasanya kalo kangen rumah obatnya pengen makan masakan buatan ibu, jadi bumbu dan caranya ya harus tanya ke ybs, bukan google atau grup, biar sensasinya dapet, hohoo..selain itu lebih tanya-tanya soal manajemen waktunya, soal urusan rumah tangga yang rasanya nggak beres-beres apalagi ketika anak sudah hadir dalam pernikahan kami di tambah tinggalnya di IMI (istana mertua indah) gimana rasa sungkannya kalo ada belepotan dikit d lantai, perkakas berantakan, dsb.

 4. Tentang Cita-Cita
 Anak muda banyak galaunya ya... *situ aja kali. Hal yang juga sering aku tanyakan pada ibu adalah tetang karir, setelah menikah aku jadi almost-everyday-stay-at-home-mom, kadang dalam kesempatan ngobrol aku cerita tentang keinginan untuk bekerja diluar sana, cita-citaku, mimpiku, dan tantanganku untuk mencapainya. Selain itu, memang ada rasa sungkan juga pada ortu walaupun ortu nggak pernah nuntut aku harus begini dan begitu, setelah menikah maka kehidupanku benar-benar diserahkan sama aku sepenuhnya. Yang bikin nyes adalah ketika ibu bilang bahwa dari dulu pun doa ibu adalah anaknya pendidikannya lancar, ketemu jodoh yang sholih, dan bersama jodohnya membangun kehidupan yang baik. Kalo bicara tentang ini, ibu selalu memberi pandangan yang membuatku tenang, bahwa apakah aku serius ingin berkarir di luar saat ini, dan mendelegasikan anak pada orang lain tanpa pengawasan dari anggota keluarga sama sekali, tentang lingkungan tempat aku tinggal yang jauh dari keluarga baik keluargaku maupun suami, dan tetangga yang berjauhan secara fisik dan psikologis, dan terlebih serta yg utama adalah kondisi si anak sendiri memungkinkan kah untuk sekarang di tinggal oleh ibunya dalam waktu yang tidak sebentar? Dan biasanya aku respon iya ya bu, insya allah nanti ada waktunya kalo anak sudah besar, dan ibu dengan enteng menimpali, iya kalo adeknya lahir gimana? *eh eh ibu neh? :D dan diakhir obrolan ibu selalu menyarankan "sabar......." tidak perlu terlalu berambisi terhadap sesuatu yang bukan hak dan kewajibanku, lagian karir kan nggak harus ngantor, nggak harus pegawai, mencari maisyah dari rumah bisa dipertimbangkan dan coba dicari ilmunya.. Banyak-banyak doa dicukupkan rejeki, insya allah semua sudah dijamin sama  Allah.. Dan juga jangan boros jadi istri yang qanaah... Satu hal yang aku ingat dari ibu, untuk urusan dunia ibu memang tidak pernah berkata pada bapak "kapan kita begini pak, kapan begitu, kapan seperti si ini, kapan seperti si itu, kapan punya ini, kapan punya itu" :) hohoo kalo ingat satu hal itu malunya minta ampun, karena masih blom bisa meniru ibu. Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan ibu juga sekarang punya kerja (yang menghasilkan uang) serabutan eh sampingan eh lebih keren lagi dong ah di posting di blog kok, side job :D

5. Hubungan Mertua dan Menantu
Sebagai orang yang (insya allah selamanya) tinggal bersama mertua, ini juga bab yang tidak jarang aku obrolin sama ibu, tentang gimana komunikasi yang baik, nyenengin hati mertua, atau bahkan jika ada kesalahpahaman dengan mertua yang tinggal satu-satunya bagiku (bo'ong banget kalo aku bilang hubungan dengan mertua kaya jalan tol, yang nyatanya tol pun sekarag tak mulus :p ) pengalaman hidup ibu banyak menginspirasi dan ku jadikan PR besar buatku... Ibu memang tidak pernah seatap dengan mertua tapi setelah bapak sudah tidak bertugas didaerah rantau yang kini menjadi negara sendiri, kami sekeluarga diboyong ke kampung halaman bapak dan ibu (bapak dan ibu satu desa), dan diminta oleh kakek dan nenek untuk membangun rumah disebagian lahan mereka, praktis kami tinggal berdekatan dengan kakek dan nenek dari pihak bapak, sekelebatan memori tentang bagaimana hubungan mertua menantu memang masih ku ingat sedikit.. Ibu pun bercerita kalo dulu awal-awal banyak berselisih dengan nenek (kenapa sih kebanyakan kok yang berselisih mertua cewek dengan menantu cewek?? Apa emang rasa dalam menyambut menantu cewek sama cowok itu beda yak? *Ah situ gebyah uyah deh :p )  biasanya sih berselisih tentang cara ibu ngurus rumah tangga dan tentang kebiasaan (adat istiadat).. Ya gimana ya, setiap rumah tangga punya cara sendiri kan ya, ibu memang tidak suka ngadain acara selametan ala-ala... ala-ala apa ya takut salah omong :D dan nenek paling nggak suka dengan sikap ibu itu, bagi nenek ibu nggak umum nggak ikutin aturan (adat) yang ada dan bagi ibu, ibu punya alasan kuat (prinsip) kenapa tidak melakukan hal tsb, tapi nggak perlu berpikir ibuku ikut aliran sesat ya, eh emang sesat ding! :D, jangankan gabung komunitas mengaji, jilbaban aja belom waktu itu, jadi ya logisnya ajaran agama aja masih ditolak, apalagi ajaran adat istiada yang hanya berdasarkan. Kesinisan mertua, gunjingan tetangga jangan ditanya, ibu lempeng saja karena merasa tidak makan dan bernafas dari mereka, tetapi tetap salam, senyum, sapa, santai,,,sama mereka yang menyelisihi (satu hal yg blom bisa aku contoh juga) kata ibu cara menghadapinya ya sabar aja, sampaikan dengan baik maksud kenapa kita begini dan begitu, kalo mertua terima dengan terbuka alhamdulillah, andaipun nggak ya sudah, kita boleh kok punya prinsip dan mempertahankan prinsip kita karena hidup kan memang hidup kita, kita tau alasannya, kita tau kebenarannya... Dan ingat yang terpenting -Jangan Dendam!- *uhuk!, maafkan tanpa harus menunggu dimintai maaf! jangan diambil hati dan lupakan, karena percuma saja kita mau mengubah keadaan kalo masih ada dendam pada seseorang/sesuatu, iya nggak?! hmm.. Biar gimanapun, itu orang tua pasangan kita, yang dengan sadar ketika kita menerima anaknya sebagai pasangan, kita bersedia pula menerima keluarganya, jangan berlebihan menyimpan amarah, yang lalu biar berlalu, tidak perlu disimpan, ditumpuk-tumpuk... Dan jangan memberi kesan seolah-olah kita telah "merebut" anak lelakinya... Ibu memang orang yang tulus, pemaaf, dan nggak dendam itu kali ya yang bikin di usia beliau yang hampir setengah abad, orang ngiranya anaknya masih SD.. Saat beberapa pekan nenek dari pihak bapak a.k.a mertua ibu berpulang ke rahmatullah, banyak para tetangga yang bilang kalo dulu nenek sering menggunjing kejelekan ibu (yah kejelekan yang dimaksud adalah apapun yang dilakulan ibu yang tidak disukai nenek) tetapi ketika mendekati akhir usia nenek, beliau berbalik selalu menceritakan betapa baik dan tulusnya ibu,, semoga hubunganku dengan bumer bisa 'khusnul khotimah' seperti ibu, dan kata ibu Terlebih penting lagi, sertakan pasangan juga, ajak pasangan berdiskusi, yang bisa jadi mediator hubungan mertua dan menantu ya pasangan kita alias anak dari mertua kita sendiri,, Lebih baik ya memang tinggal sama anak dan pasangan aja, tapi kan harus tau diri juga bahwa bumer itu sebatang kara, anaknya pada jauh-jauh..yang diharapkan bisa menemani ya aku dengan suami... Hiks iya juga ya mencoba menempatkan posisi sebagai bumer kok ya nelangsa..   Ya.. Ya.. Nothing beats the feeling of being home but life must goes on...sekarang semakin paham deh kenapa Allah kasih aturan perempuan yang sudah menikah itu baktinya adalah kepada suaminya, mungkin salah satunya ya karena ini kalo sudah nempel di ketiaknya si emak susah lepas :D semoga pulang kampung kali ini bisa membawa semangat baru dalam menjalani hidup.. Aamiin.

Hal-Hal Yang Sering Dibicarakan Oleh Perempuan Yang Telah Menikah Kepada Ibunya
perempuan tiga generasi; ibu, aku, dan anakku nisa ^_^

Selasa, 05 Agustus 2014

Finally, She starts walking \(^_^)/

Posted by Unknown on 08.06 with No comments
hmmm...sebenarnya ini postingan terbilang very late post. Tentang Nisa putriku yang sudah bisa berjalan kira-kira sejak 2 bulan yang lalu, tepatnya diusia 16 bulan (usia kronologis Nisa yang lahir diusia kandungan 33weeks), Alhamdulillah, akhirnya pertanyaan-pertanyaan yang sering menggalaukan hati (cieee...) tentang kapan Nisa akan bisa jalan sendiri tanpa rambatan terjawab sudah, Thank Allah! As a new mom, aku rasa wajar ya kalo kita dihinggapi rasa galau tentang perkembangan  anak, apalagi anak pertama and we dont have any experiences about how treating the baby before, except dari membaca, googling, mendengarkan dan menyimak sharing pengalaman orang lain including orang tua sendiri yang notabene merawat kita sejak kecil. Kalo aku mengukur tingkat kegalauanku sih (ngukurnya pake alat apa ya?||embuh.. :D) tidak termasuk dalam kategori galau yang hiperbola alias lebay, yah..sometimes galau, sometimes slouu.. hehee.. soalnya tahapan Nisa dari bisa berdiri dari posisi jongkok dan berjalan dengan berpegangan (we usually call it "merambat") ke tahapan jalan sendiri rentang waktunya terbilang cukup lama.. sekitar 7 bulan. Sependek yang aku tahu tahapan anak dari satu kemampuan ke kemampuan yang lain tidak lebih dari 3-4 bulan, makanya harap-harap cemas. Tapi, Alhamdulillah suami termasuk orang yang cool, tidak gampang galau kaya istrinya :p, suami selalu bilang akan ada waktunya Nisa bisa jalan sendiri, dan untungnya lagi dalam masa tunggu selama 7 bulan itu aku tidak tergoda untuk membelikan Nisa baby walker, soalnya dari hasil baca artikel ternyata baby walker not recomended untuk merangsang kemampuan berjalan bayi, bahkan WHO pun juga ikut menyatakannya, terus dapat dukungan juga dari suami, ortu, and mertua untuk nggak pake baby walker (alhamdulillah...nggak keluar duit buat baby walker *kekep dompet :D) malah ortu ngebeliin Nisa sepeda anak-anak sebagai hadiah ulang tahunnya bulan februari kemarin. Yeeeyy...ayo nisa bilang gimana sama akung dan uti, makasi akung, makasi uti, kadonya sering-sering ya..hihii.. *emaknye ngajarin usil neh :D. Oh ya, bukan cuma godaan baby walker aja lho, tapi aku juga harus membentengi diri dari bisikan-bisikan sekitar tentang mitos yang katanya bisa dilakukan supaya anak cepat jalan, salah satu mitos yang terkenal banget di daerahku yaitu dengan menggunakan ikan gabus untuk dicambukkan ke kaki anak :o waduuhhh... big no..no.. punten ya, I think lebih logis kalo ikannya dijadikan lauk aja biar gizinya keserap tubuh, protein dan kalsium juga masuk ke tulang jadi lebih kuat :) cuma bisa kasih senyum aja kalo udah disarankan untuk melakukan mitos-mitos tertentu, sambil dengan halus menolak dan bilang kalo insya allah akan ada waktunya Nisa bisa jalan, apalagi waktu itu kan Nisa masih dalam usia yang wajar kalo belom bisa jalan sendiri dan teman-teman seusianya beberapa juga belom ada yang bisa jalan sendiri, cuma ya itu rambatannya kok lama bingit 7 bulan euy! :D dan akhirnya memang benar demikian, every baby's milestones have their own time, yup! when it's time, it's time. surprised banget waktu lihat Nisa dengan sendirinya melepas pegangan meja yang biasa digunakan buat rambatan, dan melangkah step by step, If 'm not mistaken there are three steps in her first trying. Rasa terkejut, haru, dan lucu ngelihat Nisa belajar jalan dengan cara jalan yang masih sempoyongan dan kedua siku tangan ditekuk untuk keseimbangan, sambil terkekeh-kekeh langsung ku peluk Nisa yang rubuh dari posisi berjalannya, ke kecup-kecup pipinya yang empuk itu yang biasanya bikin dia tergeli-geli dan senyum-senyum.. Alhamdulillah, congrats nduk, one step done! we proud of you! :) Satu kemampuan bertambah, satu kebahagiaan bertambah, dan jangan lupa siapkan juga satu tambahan kesabaran, hehee.. karena kepintaran seorang bayi itu bisa ditunjukkan dengan cara yang tidak terduga dan jangan sampai kita sebagai orang tua salah mengartikannya.. ^_^v



Kamis, 29 Mei 2014

2 Tahun Pernikahan (Late Post)

Posted by Unknown on 20.13 with No comments
~sebab, mencari jodoh adalah mencari seseorang yang membuat kita berhenti mencari~

Tepat dihari ini, 2 tahun yg lalu ada seorang laki-laki yang datang ke rumah, tidak tanggung-tanggung dia datang membawa serta rombongan keluarganya, bukan tanpa maksud tentunya dan maksud kedatangannya telah kuketahui . yup, laki-laki itu datang untuk menikahiku, mengikrarkan sebuah akad yg berat (mitsaqon ghaliza), dihadapan orang tuanya, orang tuaku, penghulu, saksi, serta para undangan, dan tentu di hadapan Allah SWT, ia datang untuk mengambil tanggung jawab atas diriku dari orang tuaku, tanggung jawab untuk mencintai, mengasihi, mendidik, menafkahi, membimbing, memimpin, dll. Jangan tanya bagaimana perasaanku, yang jelas since that day, I feel all the Disney’s princess stories really happen in my life, the good n the bad part of the story, the drama..hahaa..

And today, I just wanna thank to U,Allah..I’am really grateful for this sweet ~29th may~ that I’ve through for 2 years with someone U give to me to be the one I share my dream n my life with, and of course I never stop to ask our marriage will last forever till jannah. Semoga pernikahan ini senantiasa menjadi seperti apa yg qt niatkan, sebagai ladang amal untuk beribadah dan lebih mendekatkan diri kepada Allah, memberi kebahagiaan serta keberkahan,, bagi diri sendiri, keluarga, saudara, sesama, dan berjuta harapan baik lain tentunya. Senantiasa memperbaiki dan memantaskan diri untuk rumah tangga yang sakinah, mawaddah, wa rahmah, semakin bahagia di dunia, lebih bahagia kelak d akhirat Aamiin,,

dear hubby of mine, thx for completing half of my deen :*