Temans, tahukah bahwa
tahun 2015 Merupakan tahun pembinaan wajib pajak (TPWP 2015)? Saya baru tahu! :D tapi karena program tersebut dicanangkan
pada akhir april lalu, saya tidak telat-telat banget lah ya tahunya *ngeles..
Jadi ceritanya suami
meminta saya mebuat NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), memang sebelumnya saya
pernah denger ada wacana bahwa seluruh WNI harus mempunyai NPWP, mau orang kaya raya sampai ibu rumah tangga seperti
saya. Tanpa protes saya nurut saja diantar suami ke kantor pajak dan ini adalah
pertama kalinya saya kesana, otomatis menjadi pengalaman pertama saya
berurusan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pajak. Jarak kantor pajak dari rumah saya tidak terlalu jauh, sekitar 15 menit dengan
mengendarai sepeda motor.
Sesampainya disana saya disambut oleh petugas,
setelah menyampaikan maksud kedatangan petugas memberikan formulir pendaftaran
NPWP, dan mempersilahkan saya menuju sudut ruangan yang memang dikhususkan
untuk mengisi formulir. Ada beberapa formulir yang harus diisi selain untuk
persyaratan NPWP juga sekaligus formulir SPT (Surat Pemberitahuan) tentang
perhitungan pajak selama satu tahun terakhir. Ternyata dalam mengaudit harta, kita diminta melaporkan
mulai dari penghasilan, tanggungan, harta, sampai hutang yang kita miliki. Waktu
mengisi formuir ada seorang petugas yang mendampingi, yang siap dimintai
bantuan apabila kami menemui kesulitan. Saat mengecek formulir saya yang
kebetulan sudah sampai pada lembar SPT tepatnya pada kolom harta petugas bertanya,
KPP Pratama Bojonegoro |
“Sampean punya harta apa yg atas nama sampeyan
sendiri, rumah?”
“Nggak.. “ Jawab saya
lempeng.
“Mobil?.. “
“Nggak..”
“Motor???”
“Nggak.....!”
“Ya wes HPnya sampeyan itu sampeyan jadikan harta ae...!”
“Nggak..”
“Motor???”
“Nggak.....!”
“Ya wes HPnya sampeyan itu sampeyan jadikan harta ae...!”
"Huahahaaaaa"
tiba2 suami terbahak dengan entengnya... T_T
"Nominalnya
kira-kira berapa, ditulis ya" lanjut petugas..
Ih
si ayah ketawanya jahat..Aku kan nggak punya harta yang disebut tadi karena nggak kamu beliin yah.. *nunduk
sambil mainin ujung jilbab* kufur detected :D awas ya
nanti kalo
aku suruh harta sekalian hatimu diatasnamakan
namaku baru tau rasa.. *eaaa... :D
Setelah
formulir diisi dan dikembalikan ke petugas, saya berpikir loh bukannya
perhiasan mestinya juga bisa dilaporkan sebagai harta milik istri? Ah sudahlah
lupa mebawa berkah ini namanya, alhamdulillah nggak ke audit,, :D *halah-halah kaya punya
perhiasan berapa ton saja, mas kawin doank kan :D
Bapak pegawai pajak yang dengan baik hati membantu |
Insya
allah NPWP bisa jadi dalam sehari dan prosesnya bisa ditunggu di tempat, tapi saya
harus balik 2 kali karena kurang persyaratan, hiks.. Kalo statusnya istri tidak
cukup hanya fotokopi KTP tetapi fotokopi KK (Kartu Keluarga) dan NPWP suami. Eh
balik lagi kemarin sudah bawa lengkap ternyata NPWP suami tidak aktif karena
selama beberapa tahun berturut-turut tidak lapor SPT, hihihi kali ini saya yang
ngikik, kena kamu yah :D Akhirnya kemarin suami
istri yang mencoba menjadi orang bijak ini karena katanya orang bijak taat
pajak, rempong semua dikantor pajak. Nah, salah satu keuntungan memanfaatkan memanfaatkan
TPWP adalah melapor keterlambatan SPT
akan mendapat keringanan atau bahkan penghapusan sanksi keterlambatan bayar
pajak :)
yeeeiii... punya NPWP |
Yuk, manfaatkan program ini
sebaik-baiknya, program ini akan ditutup pada akhir tahun yaitu 31 Desember
2015 kecuali jika memang ada perpanjangan. Kalo bisa meluangkan
waktu mengurus sekarang, kenapa
harus menunda? Daripada repot nantinya, tuh saya bela-belain NPWP sambil menggendong anak yang lagi bobo.. *duh
pencitraan banget, sengaja banget minta difoto emang :D. Kita sukseskan ya, karena pajak juga merupakan sumber
pembangunan negara, sssttt... ini baru pengauditan harta di dunia lho, jangan
dilupakan di akhirat juga ada. Segera ke kantor pajak ya temans!