Selasa, 20 Oktober 2015

Pengalaman Membuat NPWP

Posted by Unknown on 00.45 with 2 comments
Temans, tahukah bahwa tahun 2015 Merupakan tahun pembinaan wajib pajak (TPWP 2015)? Saya baru tahu! :D tapi karena program tersebut dicanangkan pada akhir april lalu, saya tidak telat-telat banget lah ya tahunya *ngeles..





Jadi ceritanya suami meminta saya mebuat NPWP (Nomor Pokok Wajib Pajak), memang sebelumnya saya pernah denger ada wacana bahwa seluruh WNI harus mempunyai NPWP, mau orang kaya raya sampai ibu rumah tangga seperti saya. Tanpa protes saya nurut saja diantar suami ke kantor pajak dan ini adalah pertama kalinya saya kesana, otomatis menjadi pengalaman pertama saya berurusan dengan hal-hal yang berkaitan dengan pajak. Jarak kantor pajak dari rumah saya tidak terlalu jauh, sekitar 15 menit dengan mengendarai sepeda motor. 


KPP Pratama Bojonegoro
Sesampainya disana saya disambut oleh petugas, setelah menyampaikan maksud kedatangan petugas memberikan formulir pendaftaran NPWP, dan mempersilahkan saya menuju sudut ruangan yang memang dikhususkan untuk mengisi formulir. Ada beberapa formulir yang harus diisi selain untuk persyaratan NPWP juga sekaligus formulir SPT (Surat Pemberitahuan) tentang perhitungan pajak selama satu tahun terakhir. Ternyata dalam mengaudit harta, kita diminta melaporkan mulai dari penghasilan, tanggungan, harta, sampai hutang yang kita miliki. Waktu mengisi formuir ada seorang petugas yang mendampingi, yang siap dimintai bantuan apabila kami menemui kesulitan. Saat mengecek formulir saya yang kebetulan sudah sampai pada lembar SPT tepatnya pada kolom harta petugas bertanya,
“Sampean punya harta apa yg atas nama sampeyan sendiri, rumah?”
“Nggak.. “ Jawab saya lempeng.
“Mobil?.. “
“Nggak..” 
“Motor???”
“Nggak.....!”
“Ya wes HPnya sampeyan itu sampeyan jadikan harta ae...!” 
"Huahahaaaaa" tiba2 suami terbahak dengan entengnya... T_T
"Nominalnya kira-kira berapa, ditulis ya" lanjut petugas..
Ih si ayah ketawanya jahat..Aku kan nggak punya harta yang disebut tadi karena nggak kamu beliin yah.. *nunduk sambil mainin ujung jilbab* kufur detected :D awas ya nanti kalo aku suruh harta sekalian hatimu diatasnamakan namaku baru tau rasa.. *eaaa... :D
Setelah formulir diisi dan dikembalikan ke petugas, saya berpikir loh bukannya perhiasan mestinya juga bisa dilaporkan sebagai harta milik istri? Ah sudahlah lupa mebawa berkah ini namanya, alhamdulillah nggak ke audit,, :D *halah-halah kaya punya perhiasan berapa ton saja, mas kawin doank kan :D
Bapak pegawai pajak yang dengan baik hati membantu
Insya allah NPWP bisa jadi dalam sehari dan prosesnya bisa ditunggu di tempat, tapi saya harus balik 2 kali karena kurang persyaratan, hiks.. Kalo statusnya istri tidak cukup hanya fotokopi KTP tetapi fotokopi KK (Kartu Keluarga) dan NPWP suami. Eh balik lagi kemarin sudah bawa lengkap ternyata NPWP suami tidak aktif karena selama beberapa tahun berturut-turut tidak lapor SPT, hihihi kali ini saya yang ngikikkena kamu yah :D Akhirnya kemarin suami istri yang mencoba menjadi orang bijak ini karena katanya orang bijak taat pajak, rempong semua dikantor pajak. Nah, salah satu keuntungan memanfaatkan memanfaatkan TPWP adalah  melapor keterlambatan SPT akan mendapat keringanan atau bahkan penghapusan sanksi keterlambatan bayar pajak :)
yeeeiii... punya NPWP
Yuk, manfaatkan program ini sebaik-baiknya, program ini akan ditutup pada akhir tahun yaitu 31 Desember 2015 kecuali jika memang ada perpanjangan. Kalo bisa meluangkan
waktu mengurus sekarang, kenapa harus menunda? Daripada repot nantinya, tuh saya bela-belain NPWP sambil  menggendong anak yang lagi bobo.. *duh pencitraan banget, sengaja banget minta difoto emang :D. Kita sukseskan ya, karena pajak juga merupakan sumber pembangunan negara, sssttt... ini baru pengauditan harta di dunia lho, jangan dilupakan di akhirat juga ada. Segera ke kantor pajak ya temans!