Senin, 28 September 2015

Masa Kecilku Sering "bolos" Tidur Siang

Posted by Unknown on 09.41 with 11 comments
Ada "kenakalan" yang sering saya lakukan semasa kecil yaitu sering "bolos" jadwal tidur siang :D. Namanya anak kecil ya, yang dipikir cuma bermain saja *cari pembenaran, sebenarnya bukannya nggak capek dan butuh istirahat, tapi waktu tergeletak di kasur yang saya pikirkan adalah betapa asyiknya teman-teman saya bermain di luar sana, dan saya sangat ingin ikut bergabung dengan mereka. Saking kepengennya saya pernah beranjak dari kasur, dasar kebanyakan nonton TV, jadi ceritanya saya mencontoh adegan di TV, yaitu meletakkan guling seperti posisi orang tidur dan menutupinya dengan selimut, dalam hati saya berharap agar cara ini ampuh untuk mengelabui ibu saya ketika beliau membuka pintu kamar dan mengecek apakah saya sudah tidur atau belum, eh ternyata tetap ketahuan :D. Saya kaget waktu melihat ibu dari kejauhan menuju ke tempat bermain saya dengan teman-teman. Ternyata yang membuat ibu tahu saya sedang tidak tidur siang adalah ketika ibu akan keluar rumah karena suatu urusan, dan mendapati sandal saya tidak ada di dekat pintu, ibu langsung menuju kamar dan membuka selimut...teraaraa..! Tuh kan benar saya bolos tidur siang lagi *kena jewer :D.

Saya akui rasa penasaran dan keaktifan saya dimasa kecil memang terbilang luar biasa, tapi alhamdulillah seingat saya, tidak sampai membuat ibu kelewat khawatir dengan berbagai keunikan dan tingkah laku saya. Selain itu meskipun bisa dibilang kadang bandel, tetapi prestasi di sekolah saya tidak pernah mengecewakan *sibak poni :D. Tidak ada angka merah menghiasi rapor saya, sering masuk peringkat 3 besar, dan pernah lolos seleksi siswa kelas unggulan, beberapa kali ikut lomba cerdas cermat dan MTQ alhamdulillah tidak mengecewakan, ya sekalipun sekedar skala lomba desa dan kecamatan tetapi patut diapresiasi lah ya kenangan semacam itu, biar nggak mengenang yang jelek-jelek saja :D. Setiap masa memang mempunyai ceritanya masing-masing dan bisa saya katakan masa kecil saya menyenangkan. Kalau biasanya ada istilah “masa kecil kurang bahagia” ketika ada orang dewasa yang sedang menunjukkan perilaku seperti anak kecil atau masih senang bermain mainannya anak kecil, kalau saya tidak, justru sebaliknya masa kecil saya sangat bahagia sehingga kadang saya ingin mengulanginya kembali :p hihii nggak lagi ngeles lho ya ini..


Nah, yang di atas itu adalah dua foto saya ketika masih kecil dan sekarang. Baru sadar setelah menikah dan diboyong suami, saya sama sekali tidak membawa foto masa kecil, yang ada hanya foto ijazah TK, hiks! sekarang bisa lihat kan si kecil yang suka "bolos" tidur siang, tuh yang foto sebelah kiri, yang sebelah kanan adalah foto gedenya yang ternyata justru pelor alias nempel molor alias lagi doyan tidur, hahaha terserah mau dianggap bercanda atau serius :D Buat kamu yang punya kenangan masa kecil yang unik, menyenangkan, mengharukan, berkesan, dan lain-lain bisa kamu ceritakan dan ikursertakan di giveaway dibawah ini lho.. wish me luck ya ^_^

"Tulisan ini diikutsertakan dalam Pena Cinta First Giveaway"


Jumat, 18 September 2015

#OOTDAlaAku:Pilih Yang Nyaman dan Sesuai Tuntunan

Posted by Unknown on 17.21 with 12 comments
“Ajining Rogo Soko Busono” sebagai orang jawa saya tidak asing dengan pepatah tersebut. Sebuah pepatah yang memiliki arti bahwa keberhargaan diri seseorang itu dinilai dari cara dia berpakaian. Ya, hal tersebut benar, karena terkadang kita melihat seseorang juga dari penampilannya, kalau cara berpakaiannya rapi kita menilai sebagai orang yang rapi, kalau casual berarti orangnya santai dan nggak suka ribet, dan sebagainya. Salah satu hal pentingnya memperhatikan cara berpakaian, adalah agar jangan sampai jadi saltum, alias salah kostum, wah nightmare banget kan kalau sampai kejadian! Apalagi bagi cewek, makanya nggak usah heran kalau cewek kadang ribet kalau soal fashion, mesti bolak-balik cobain baju bahkan setelah nyoba hampir selusin baju, eh ujung-ujungnya nyeletuk “duh, aku nggak punya baju neh..” padahal baju di lemari sudah overload, hihii.. nggak semua cewek seperti itu ya, nah hayo ngaku siapa yang seperti itu? :D

Apa saja yang jadi pertimbangan dalam memilih baju? Ada dua hal yang saya jadikan pertimbangan yaitu sesuai aturan agama dan kenyamanan. Sebagai seorang wanita muslim, islam mengatur cara berbusana wanita, yaitu harus menutupi aurat wanita, untuk itu sebisa mungkin saya berusaha berpakaian sesuai dengan tuntunan agama. Yang kedua bagi saya yang penting adalah kenyamanan, nyaman di badan, nyaman di pandang, nyaman dikantong, hehe...
Untuk kenyaman saya rasa itu soal selera masing-masing ya, kalau saya pribadi lebih menjatuhkan kenyamanan pada bahan dan model. Dalam keseharian maupun pada special occasion, saya sering menggunakan baju berbahan katun, kenapa memilih bahan katun? Karena tidak panas dan mudah menyerap keringat, koleksi baju saya banyak yang dari bahan katun. Selain itu bahan katun memiliki banyak jenis serta pilihan motif mulai dari yang polos hingga motif batik, bunga, binatang, abstrak, dan lain-lain. Untuk model baju, saya lebih suka yang model one piece berupa gamis atau maxi dress, karena praktis, satu baju yang bisa langsung menutupi seluruh tubuh, hemat waktu dalam memikirkan padu padan atasan dan bawahan tinggal pakai jilbab yang serasi.

mejeng dulu :D

Nah, salah satu ootd favorit saya seperti foto di atas. Foto itu diambil sekitar Bulan Agustus lalu, saat ada acara reuni akbar di kampus tercinta. Setelah acara selesai langsung mampir sebentar ke alun-alun Kota Malang yang baru saja direnovasi besar-besaran. Di foto itu saya memakai gamis, kemudian jilbab langsungan atau biasa disebut bergo, sepatu jenis flat shoes merek Bata, dan yang juga nggak boleh ketinggalan pouch yang berisi uang, beberapa kartu, dan smartphone, hehehe.. smartphone and money are two things that we cant life without, right? :D Gamis atau baju terusan, jilbab, pouch, flat shoes/flat sandal, memang sudah menjadi daily outfit favorit saya,mau sekedar ke abang-abang sayur, jalan-jalan, sampai menghadiri undangan di gedung yang termasyur sukanya pakai outfit tersebut. Nah, kalau outfit andalan kamu gimana? Jangan ragu untuk ceritakan dan mengikutsertakannya dalam giveaway dibawah ini ya.. ^_^

"Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway #OOTDAlaAku2015 bekerjasama dengan bajukoreawanita.com"




Jumat, 11 September 2015

Menggugah Selera Dengan Olahan Makanan Sisa

Posted by Unknown on 04.35 with 4 comments
Makanan sisa atau sisa makanan? Kayanya kesannya memang beda ya antara keduanya,hehe. Jujur, meskipun tak belum pandai memasak, tapi bagi ibu rumah tangga seperti saya, menghabiskan waktu di dapur dengan “khusyuk” tanpa ada gangguan yang berarti itu, merupakan salah satu “me time” yang menyenangkan. Btw, pernah galau nggak kalau melihat sayur masih sisa, tetapi mau memakannya kok selera makannya sudah turun? Seperti kejadian kemarin sore, saya galau lihat sayur sop yang masih tersisa, terpikir untuk membuat sesuatu entah apa. Akhirnya seperti biasa googling resep di internet, dari beberapa artikel yang saya baca, sisa sayur sop bisa diolah kembali menjadi bubur nasi (diambil kuahnya), campuran bakwan sayur, pizza mie, dan mie goreng. Hmm... resep-resep yang di google tidak ada yang bikin tertarik. *uh nggaya, sudah dibantu sok nolak-nolak :p. Tiba-tiba saya dapat ide untuk mengolah sayur sop sisa tersebut dengan roti tawar, kebetulan di rumah saya hampir setiap hari ada stok roti tawar, dan jadilah “roti tawar goreng isi ragout sop”. Untuk resep dan bahannya ada dibawah ini ya,

Bahan: 
  1. Sayur Sop 
  2. Tepung terigu 
  3. Roti tawar 
Cara membuat:
  1. Panaskan sop bersama kuah yang nyemek-nyemek (hihii bahasa indonesianya apa ya, kuah yang cukupan tidak terlalu banyak, dan tidak terlalu sedikit)
  2. Tambahkan sedikit tepung terigu, aduk-aduk hingga mengental dan matang dengan tekstur seperti ragout, angkat. Sambil menunggu adonan ragout agak dingin, buat adonan pencelup dengan resep terigu dicampur air dan ditambahkan sedikit garam. 
  3. Tata selembar roti tawar di piring 
  4. Olesi dengan ragour sayur sop
  5. Tutup dengan selembar roti tawar lagi 
  6. Tekan pelan asal menempel 
  7. Potong roti tawar pada 2 sisi diagonalnya, sehingga menjadi 4 roti berbentuk segitiga 
  8. Balut dengan adonan pencelup 
  9. Goreng hingga kecoklatan, angkat dan sajikan 
yummy..roti tawar goreng isi ragout sop is ready to be served :D

disukai tua, muda, serta balita :D
Nah, gimana caranya simple banget kan? Cukup dengan tiga bahan yaitu sayur sop, roti tawar, dan tepung terigu, kalau mau bisa dimodifikasi suka-suka, seperti misal bahan pencelupnya diganti telur kocok dan tepung panir. Cemilan ini cocok dinikmati di sore atau malam hari, dimakan selagi hangat dengan cocolan saus tomat, saus sambal, atau mayonaise semakin yummy..! jangan lupa tambahkan selada, timun, tomat, atau beberapa sayuran lain sebagai pelengkap gizinya. Insya allah, semua anggota keluarga akan menyukainya, semoga ya.. ^_^

menggugah-selera-dengan-olahan-makanan-sisa
menggugah-selera-dengan-olahan-makanan-sisa

Selasa, 08 September 2015

Ada Resep Soto Dalam Al-Qur'an?

Posted by Unknown on 02.16 with 11 comments
“kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa....” kalimat tersebut adalah penggalan Surat Al-Baqarah ayat ke-2, sebagai seorang muslim kita wajib mengimani Al-Qur’an sebagai kitab suci agama kita, Islam.  Al-Qur’an adalah kitab suci dimana pedoman-pedoman menjalani kehidupan tertuang disana baik yang tersirat maupun tersurat. Bukti bahwa seorang muslim beriman kepada Al-Qur’an adalah dengan mengakui, meyakini, dan mengamalkan ajaran di dalamnya serta menjadikannya sebagai pedoman hidup. Sebagai kitab suci, Al-Qur’an tidak hanya berisi tata cara beribadah, tetapi juga bermuamalah, sumber dari berbagai hukum, dan juga terdapat banyak kisah hikmah di dalamnya. Sebagaimana penggalan surat Al-Baqarah tadi bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk yang tidak ada keraguan di dalamnya, bahkan taukah sahabat, dalam Al-Qur’an juga ada resep membuat soto?. Tidak percaya? Begini ceritanya ;)

Saat kuliah dulu, setiap hari jum’at ada kajian di masjid besar kampus, saya sering menghadiri kajian tersebut. Pada waktu itu entah apa temanya saya lupa, tapi ustadz pengisi kajian tersebut adalah salah satu dari ustadz favorit saya. Setelah beberapa menit sang ustadz menyampaikan materi, sampailah beliau menerangkan tentang keutamaan Al-Qur’an, beliau mengatakan Al-Qur’an adalah kitab suci yang sangat lengkap sekali isinya, segala macam petunjuk dalam menjalani kehidupan ada disana, shalat, puasa, haji, zakat, berumah tangga, bertetangga, berpolitik, bersedekah, dan lain-lain, bahkan resep untuk membuat soto, sambel, donat, dan segala macam ada juga! Hah? Apa iya? Meskipun saya memang belum menghafal seluruh isi Al-Qur’an, tapi seingat saya, ketika beberapa kali saya membaca terjemahan Al-Qur’an, saya tidak menemukan resep-resep masakan disana :D. Saya tidak terheran-heran sendiri, beberapa jama’ah pun mempertanyakan kebenaran ucapan beliau, dan beliau mantap bahwa hal tersebut memang benar ada.

“Lho iya! Ada resep-resep masakan disana!” kata beliau mantap

“Nggak percaya? Coba buka surat An-Nahl ayat 43.” Beliau melanjutkan dan belum selesai sebagian dari kami membuka-buka mushaf, beliau membacakan ayat tersebut.

“.....dan bertanyalah kepada orang yang tahu, jika kamu tidak tahu...”

Grrrrrrrrrrr........sontak kajian dipenuhi oleh gemuruh tawa, termyata oh termyata.. kena dikerjain ustadz, nih :D

Benar juga apa yang disampaikan oleh ustadz, resep membuat masakan atau apapun ada pada yang tahu, maka jika kita belum tahu dan ingin mengetahuinya, maka cara kita adalah bertanya kepada yang tahu. Saat kita jadi tahu, kita mendapatkan ilmu, dan kita mengamalkannya, maka bisalah kita, insya allah. Pantas jika pepatah malu bertanya sesat di jalan. Kalau tidak mau bertanya kepada yang tahu, dan malah sok tahu, kita bisa tersesat.

Saya sedang merindukan cara dakwah seperti cara beliau menyampaikan, ringan, santai, terselip humor segar, serta mudah dipahami. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan barokah kepada beliau, Ustadz Abu Haidar, begitu kami biasa memanggilnya, aamiin.

sumber







Minggu, 06 September 2015

Hal-Hal Yang Sering Dibicarakan Oleh Perempuan Yang Telah Menikah Kepada Ibunya

Posted by Unknown on 03.16 with 4 comments
Aku dan ibu itu....... Bagaikan buah jatuh hanyut di kali :D fisik dan karakter :p. Hal yang membahagiakan lebaran tahun ini adalah, bisa 'stay' lebih lama di kampung halaman, thank a lot my hubbybie, jazakallah khoir :*

Anak tetaplah anak, berapapun usianya tetap membutuhkan sosok seorang ibu, udah nikah juga masih begitu.. Apa aja ya yang suka ditanyain, didiskusikan, dan digosipin seorang anak perempuan yang telah menikah pada ibunya? Hmmm.... Aq dan ibu termasuk cocok banget kalo ngobrol, apa aja kami obrolin, beberapa diantaranya adalah seperti hal-hal dibawah ini :

1. Hubungan Suami dan Istri
 Namanya pengantin baru (baru 3 tahun :3 ) ya masih seneng-senengnya ngadu eh curhat :p. Biar gimana pasangan itu kan makhluk asing yang sekalipun sudah kita kenal sebelum nikah tetap ada yang beda setelah nikah, rasa kikuk, nervous, bingung, marah, sebel, tapi kalo lagi mesra dan bahagia nggak di curhatin, maluuu hohoo.. (gimana sih mestinya yang diceritakan yang seneng-seneng ya biar nggak jadi pikiran, dasar childish! *upss) Ada kondisi dimana kadang curhatnya meluap-luap menceritakan sesuatu yg kurang enak, dr cerita panjang lebar itu biasanya ibu kasih tanggapan "kamu kualitas ibadahnya lg menurun ya? Dhuha rutin kan? Tahajud jalan to? Baca qur'an dan tadabbur sudah?" *lho.. lho...
"ih ibu neh apa sih, ini bukan masalah ibadah nggak ada hubungannya sama sekali..." *ngeles
 "iya sih tau, tapi orang kalo bagus kualitas ibadah, bagus jg kualitas dlm memecahkan masalah..." *jleb!!! *gagal ngeles.. Masih lanjut... "banyak-banyak dzikirullah ya, jangan diturutin emosinya biar hati tenang setan yang ngegodain juga pergi jauhh..."

2. Kehamilan dan Mengurus Anak
Hamil dan Mengurus anak itu sesuatu hal yang baru bagi perempuan yang telah menikah, jaman hamil sering juga ngobrol by phone dengan ibu, selain menanyakan beberapa hal tentu juga untuk memberikan kabar kepada ibu, apalagi bagi ibu juga adalah pengalaman pertama punya cucu, kasihan kalo dibikin mikir gimana keadaan anaknya yang sedang hamil disana.. Setelah melahirkan pun begitu tanya tentang beberapa cara mengurus bayi, stimulasi perkembangan bayi, solusi kalo bayi ada keluhan ini itu dsb, yah bukan gaptek dan nggak banyak baca atau jauh dari akses medis, tapi cerita dengan ibu itu memang sesuatu ya.. :) selain itu ya pengen kasih kabar aja tentang cucu pertama dan (masih) satu-satunya yang jauh di mato ini, suka nyeseg rasanya kalo dengar suara ibu "gimana kabarnya? Kok lama gag menghubungi? Ibu mau menghubungi duluan khawatir mengganggu, sibuk ya?" Hiks,,, ibu memang nggak pernah menelepon duluan, dengan alasan khawatir mengganggu, dan memilih menunggu kabar dr kami :(

3. Pekerjaan Rumah Tangga
Pekerjaan rumah tangga yg sering aku tanyakan ke ibu itu memasak, kalo pekerjaan rumah tangga yang lain2, aku merasa sudah pintar,, *baru 'merasa' aja sudah sombong ya.. :D biasanya kalo kangen rumah obatnya pengen makan masakan buatan ibu, jadi bumbu dan caranya ya harus tanya ke ybs, bukan google atau grup, biar sensasinya dapet, hohoo..selain itu lebih tanya-tanya soal manajemen waktunya, soal urusan rumah tangga yang rasanya nggak beres-beres apalagi ketika anak sudah hadir dalam pernikahan kami di tambah tinggalnya di IMI (istana mertua indah) gimana rasa sungkannya kalo ada belepotan dikit d lantai, perkakas berantakan, dsb.

 4. Tentang Cita-Cita
 Anak muda banyak galaunya ya... *situ aja kali. Hal yang juga sering aku tanyakan pada ibu adalah tetang karir, setelah menikah aku jadi almost-everyday-stay-at-home-mom, kadang dalam kesempatan ngobrol aku cerita tentang keinginan untuk bekerja diluar sana, cita-citaku, mimpiku, dan tantanganku untuk mencapainya. Selain itu, memang ada rasa sungkan juga pada ortu walaupun ortu nggak pernah nuntut aku harus begini dan begitu, setelah menikah maka kehidupanku benar-benar diserahkan sama aku sepenuhnya. Yang bikin nyes adalah ketika ibu bilang bahwa dari dulu pun doa ibu adalah anaknya pendidikannya lancar, ketemu jodoh yang sholih, dan bersama jodohnya membangun kehidupan yang baik. Kalo bicara tentang ini, ibu selalu memberi pandangan yang membuatku tenang, bahwa apakah aku serius ingin berkarir di luar saat ini, dan mendelegasikan anak pada orang lain tanpa pengawasan dari anggota keluarga sama sekali, tentang lingkungan tempat aku tinggal yang jauh dari keluarga baik keluargaku maupun suami, dan tetangga yang berjauhan secara fisik dan psikologis, dan terlebih serta yg utama adalah kondisi si anak sendiri memungkinkan kah untuk sekarang di tinggal oleh ibunya dalam waktu yang tidak sebentar? Dan biasanya aku respon iya ya bu, insya allah nanti ada waktunya kalo anak sudah besar, dan ibu dengan enteng menimpali, iya kalo adeknya lahir gimana? *eh eh ibu neh? :D dan diakhir obrolan ibu selalu menyarankan "sabar......." tidak perlu terlalu berambisi terhadap sesuatu yang bukan hak dan kewajibanku, lagian karir kan nggak harus ngantor, nggak harus pegawai, mencari maisyah dari rumah bisa dipertimbangkan dan coba dicari ilmunya.. Banyak-banyak doa dicukupkan rejeki, insya allah semua sudah dijamin sama  Allah.. Dan juga jangan boros jadi istri yang qanaah... Satu hal yang aku ingat dari ibu, untuk urusan dunia ibu memang tidak pernah berkata pada bapak "kapan kita begini pak, kapan begitu, kapan seperti si ini, kapan seperti si itu, kapan punya ini, kapan punya itu" :) hohoo kalo ingat satu hal itu malunya minta ampun, karena masih blom bisa meniru ibu. Alhamdulillah, berkat doa dan dukungan ibu juga sekarang punya kerja (yang menghasilkan uang) serabutan eh sampingan eh lebih keren lagi dong ah di posting di blog kok, side job :D

5. Hubungan Mertua dan Menantu
Sebagai orang yang (insya allah selamanya) tinggal bersama mertua, ini juga bab yang tidak jarang aku obrolin sama ibu, tentang gimana komunikasi yang baik, nyenengin hati mertua, atau bahkan jika ada kesalahpahaman dengan mertua yang tinggal satu-satunya bagiku (bo'ong banget kalo aku bilang hubungan dengan mertua kaya jalan tol, yang nyatanya tol pun sekarag tak mulus :p ) pengalaman hidup ibu banyak menginspirasi dan ku jadikan PR besar buatku... Ibu memang tidak pernah seatap dengan mertua tapi setelah bapak sudah tidak bertugas didaerah rantau yang kini menjadi negara sendiri, kami sekeluarga diboyong ke kampung halaman bapak dan ibu (bapak dan ibu satu desa), dan diminta oleh kakek dan nenek untuk membangun rumah disebagian lahan mereka, praktis kami tinggal berdekatan dengan kakek dan nenek dari pihak bapak, sekelebatan memori tentang bagaimana hubungan mertua menantu memang masih ku ingat sedikit.. Ibu pun bercerita kalo dulu awal-awal banyak berselisih dengan nenek (kenapa sih kebanyakan kok yang berselisih mertua cewek dengan menantu cewek?? Apa emang rasa dalam menyambut menantu cewek sama cowok itu beda yak? *Ah situ gebyah uyah deh :p )  biasanya sih berselisih tentang cara ibu ngurus rumah tangga dan tentang kebiasaan (adat istiadat).. Ya gimana ya, setiap rumah tangga punya cara sendiri kan ya, ibu memang tidak suka ngadain acara selametan ala-ala... ala-ala apa ya takut salah omong :D dan nenek paling nggak suka dengan sikap ibu itu, bagi nenek ibu nggak umum nggak ikutin aturan (adat) yang ada dan bagi ibu, ibu punya alasan kuat (prinsip) kenapa tidak melakukan hal tsb, tapi nggak perlu berpikir ibuku ikut aliran sesat ya, eh emang sesat ding! :D, jangankan gabung komunitas mengaji, jilbaban aja belom waktu itu, jadi ya logisnya ajaran agama aja masih ditolak, apalagi ajaran adat istiada yang hanya berdasarkan. Kesinisan mertua, gunjingan tetangga jangan ditanya, ibu lempeng saja karena merasa tidak makan dan bernafas dari mereka, tetapi tetap salam, senyum, sapa, santai,,,sama mereka yang menyelisihi (satu hal yg blom bisa aku contoh juga) kata ibu cara menghadapinya ya sabar aja, sampaikan dengan baik maksud kenapa kita begini dan begitu, kalo mertua terima dengan terbuka alhamdulillah, andaipun nggak ya sudah, kita boleh kok punya prinsip dan mempertahankan prinsip kita karena hidup kan memang hidup kita, kita tau alasannya, kita tau kebenarannya... Dan ingat yang terpenting -Jangan Dendam!- *uhuk!, maafkan tanpa harus menunggu dimintai maaf! jangan diambil hati dan lupakan, karena percuma saja kita mau mengubah keadaan kalo masih ada dendam pada seseorang/sesuatu, iya nggak?! hmm.. Biar gimanapun, itu orang tua pasangan kita, yang dengan sadar ketika kita menerima anaknya sebagai pasangan, kita bersedia pula menerima keluarganya, jangan berlebihan menyimpan amarah, yang lalu biar berlalu, tidak perlu disimpan, ditumpuk-tumpuk... Dan jangan memberi kesan seolah-olah kita telah "merebut" anak lelakinya... Ibu memang orang yang tulus, pemaaf, dan nggak dendam itu kali ya yang bikin di usia beliau yang hampir setengah abad, orang ngiranya anaknya masih SD.. Saat beberapa pekan nenek dari pihak bapak a.k.a mertua ibu berpulang ke rahmatullah, banyak para tetangga yang bilang kalo dulu nenek sering menggunjing kejelekan ibu (yah kejelekan yang dimaksud adalah apapun yang dilakulan ibu yang tidak disukai nenek) tetapi ketika mendekati akhir usia nenek, beliau berbalik selalu menceritakan betapa baik dan tulusnya ibu,, semoga hubunganku dengan bumer bisa 'khusnul khotimah' seperti ibu, dan kata ibu Terlebih penting lagi, sertakan pasangan juga, ajak pasangan berdiskusi, yang bisa jadi mediator hubungan mertua dan menantu ya pasangan kita alias anak dari mertua kita sendiri,, Lebih baik ya memang tinggal sama anak dan pasangan aja, tapi kan harus tau diri juga bahwa bumer itu sebatang kara, anaknya pada jauh-jauh..yang diharapkan bisa menemani ya aku dengan suami... Hiks iya juga ya mencoba menempatkan posisi sebagai bumer kok ya nelangsa..   Ya.. Ya.. Nothing beats the feeling of being home but life must goes on...sekarang semakin paham deh kenapa Allah kasih aturan perempuan yang sudah menikah itu baktinya adalah kepada suaminya, mungkin salah satunya ya karena ini kalo sudah nempel di ketiaknya si emak susah lepas :D semoga pulang kampung kali ini bisa membawa semangat baru dalam menjalani hidup.. Aamiin.

Hal-Hal Yang Sering Dibicarakan Oleh Perempuan Yang Telah Menikah Kepada Ibunya
perempuan tiga generasi; ibu, aku, dan anakku nisa ^_^