Selasa, 31 Mei 2016

Rumah adalah Hijab Terbaikku sebagai Wanita

Posted by Unknown on 20.13 with 5 comments
Apa bedanya house dan home? teringat sebuah pertanyaan yang dilontarkan seorang dosen senior "House" itu adalah gambaran sebuah bangunan, sedangkan "Home" adalah gambaran suasana dari rumah itu sendiri, makanya ada istilah "home sweet home" begitu beliau menerangkan.

Saat berbicara tentang rumah apa yang kita pikirkan? Sekedar berbicara sebuah bangunan atau lebih dari itu? Kenapa tiba-tiba berbicara tentang rumah?

Ya, tidak lain karena diri terusik dengan pemberitaan yang terjadi di luar sana, sebuah kabar yang tidak baik, sebuah kejadian yang membuat diri tidak habis pikir kenapa sampai bisa terjadi, sebuah peristiwa dimana kaum wanita dan anak-anak yang menjadi korban, sebuah kejadian yang membuat diri tersadar bahwa tidak ada tempat yang senyaman dan seaman rumah, yang karenanya Allah begitu baik memberikan sebuah peringatan terselip dalam ribuan ayat-ayatNya...

 “Dan hendaklah kamu tetap tinggal di rumah-rumah kalian dan janganlah kalian berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang jahiliyah yang dahulu. Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan taatilah Allah dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Allah bermaksud hendak menghilangkan dosa dari kamu, wahai ahlul bait, dan membersihkan kamu sebersih-bersihnya.” (Al Ahzab: 33).

 Ya, begitu sayangnya Allah, sehingga Allah mengingatkan kita para wanita untuk berada di rumah. Ah, kejauhan kalau ayat ini dimaksudkan untuk “menyerang” wanita yang memiliki kesibukan lain selain di rumah, terlalu berlebih kalau dikatakan ini dimaksudkan untuk meramaikan kancah pertarungan sebuah status yang riuh diramaikan oleh wanita itu, karena toh dalam ayat tersebut jelas Allah mengatakan “hendaklah..” bukan “wajiblah..” Allah tahu diluar sana wanita memang dibutuhkan perannya sesuai dengan porsinya. Sudah sewajarnya siapapun dan apapun peran kita –wanita- meresapi makna yang terkandung dalam ayat tersebut, tidak kah ayat tersebut benar? Tempat teraman bagimu wanita adalah di rumah! Maka segeralah tunaikan amanahmu yang berada di luar itu untuk segera kembali ke rumah, selesai mengajar pulanglah, selesai pekerjaan kantor pulanglah, selesai antar paket pulanglah, selesai berkunjung pulanglah, selesai kajian pulanglah, selesai membeli micin pulanglah, terlalu lama berada di luar menimbulkan resiko untukmu, jika bukan keselamatanmu bisa jadi amalanmu, selesai beli sayur ketemu tetangga awalnya sekedar bersapa “hai” keterusan menjadi ghibah, naudzubillah..! Segera pulanglah, dan ingat berusahalah penuhi hukum-hukum syara saat berada di luar rumah, salah satunya bahwa kita harus berhijab dan bersama mahram, namun tetap ingat baik-baik tempat terbaikmu tetaplah rumah (saya speechless membaca suami istri yang pulang dari kantor dihadang 3 laki-laki dan si istri dinodai di depan mata suami ;’( ) 

Beradalah di rumah, dan menjaga adab-adab di rumah dengan baik. Tidakkah kita ingin mencontoh seorang wanita bernama Muti’ah yang menolak kunjungan putri Rosulullah, Fatimah, karena ia membawa anak lelakinya berkunjung dan wanita tersebut belum meminta izin suaminya untuk menerima tamu laki-laki? Tidak, saya tidak akan memaksa orang lain untuk mengagumi akhlak Muti’ah, sebagaimana saya juga tidak ingin dipaksa untuk menganggap ini lebay, berlebihan, dll. Ya, saya kagum dan ingin meneladaninya, rumah pun bisa jadi tempat tidak aman jika kita tidak berhati-hati, termasuk salah satunya memasukkan sembarang orang seperti orang asing dan lawan jenis. Jangan biarkan orang yang niatnya bertamu, kemudian merasa ada peluang untuk melakukan hal yang tidak kita inginkan

Begitupun kepada para laki-laki, jangan-jangan keinginan yang tidak-tidak itu muncul disebabkan suka berada di luar rumah tanpa alasan yang jelas, sehingga dirimu terkena pengaruh, sehingga muncul keinginan yang tidak-tidak mulai dari menhianati pasangan hingga menodai lawan jenis, naudzubillah..kau lupa anak, istri, ibu, saudara perempuanmu membutuhkan perlindunganmu, penjagaan darimu.

 Tidak perlu mencari-cari alasan kenapa tidak betah di rumah, karena jika bagi kita rumah adalah tempat yang penting, maka diantara 2 pilihan menjadi orang yang mencari kebahagiaan di rumah atau menjadi orang yang membangun kebahagian di rumah, kita tahu mana yang seharusnya kita pilih. Semoga tidak saya temui lagi Ya Allah baik dalam diri saya maupun diri orang lain keluhan semacam “saya tidak betah ada di rumah”, “bagi saya ada dirumah=sakit, (yang maknanya saya dirumah itu berarti saya sakit, karena kalo nggak sakit saya nggak mau ada di rumah), “di rumah itu stress!” dll. Insya allah, masih ada waktu memperbaiki niat, merenungi kekhilafan, dan berusaha menghidupkan kembali suasana “baity jannaty” jika masih terasa sulit, pikirkanlah jika ini mungkin tidak penting bagimu, ini mungkin penting bagi orang-orang yang kau sayangi ^_^

 ~Menulis untuk mengingatkan diri sendiri dan diri-diri lain yang berkenan~

 *seorang wanita yang berusaha menyelamatkan diri dan keluarganya serta senantiasa memohon perlindungan Allah