“kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada
keraguan padanya petunjuk bagi mereka yang bertakwa....” kalimat
tersebut adalah penggalan Surat Al-Baqarah ayat ke-2, sebagai seorang muslim
kita wajib mengimani Al-Qur’an sebagai kitab suci agama kita, Islam. Al-Qur’an adalah kitab suci dimana
pedoman-pedoman menjalani kehidupan tertuang disana baik yang tersirat maupun
tersurat. Bukti bahwa seorang muslim beriman kepada Al-Qur’an adalah dengan
mengakui, meyakini, dan mengamalkan ajaran di dalamnya serta menjadikannya
sebagai pedoman hidup. Sebagai kitab suci, Al-Qur’an tidak hanya berisi tata
cara beribadah, tetapi juga bermuamalah, sumber dari berbagai hukum, dan juga terdapat
banyak kisah hikmah di dalamnya. Sebagaimana penggalan surat Al-Baqarah tadi
bahwa Al-Qur’an adalah petunjuk yang tidak ada keraguan di dalamnya, bahkan
taukah sahabat, dalam Al-Qur’an juga ada resep membuat soto?. Tidak percaya? Begini
ceritanya ;)
Saat
kuliah dulu, setiap hari jum’at ada kajian di masjid besar kampus, saya sering
menghadiri kajian tersebut. Pada waktu itu entah apa temanya saya lupa, tapi
ustadz pengisi kajian tersebut adalah salah satu dari ustadz favorit saya. Setelah
beberapa menit sang ustadz menyampaikan materi, sampailah beliau menerangkan
tentang keutamaan Al-Qur’an, beliau mengatakan Al-Qur’an adalah kitab suci yang
sangat lengkap sekali isinya, segala macam petunjuk dalam menjalani kehidupan
ada disana, shalat, puasa, haji, zakat, berumah tangga, bertetangga, berpolitik,
bersedekah, dan lain-lain, bahkan resep untuk membuat soto, sambel, donat, dan
segala macam ada juga! Hah? Apa iya? Meskipun saya memang belum menghafal
seluruh isi Al-Qur’an, tapi seingat saya, ketika beberapa kali saya membaca
terjemahan Al-Qur’an, saya tidak menemukan resep-resep masakan disana :D. Saya
tidak terheran-heran sendiri, beberapa jama’ah pun mempertanyakan kebenaran
ucapan beliau, dan beliau mantap bahwa hal tersebut memang benar ada.
“Lho
iya! Ada resep-resep masakan disana!” kata beliau mantap
“Nggak
percaya? Coba buka surat An-Nahl ayat 43.” Beliau melanjutkan dan belum
selesai sebagian dari kami membuka-buka mushaf, beliau membacakan ayat
tersebut.
“.....dan bertanyalah kepada orang
yang tahu, jika kamu tidak tahu...”
Grrrrrrrrrrr........sontak
kajian dipenuhi oleh gemuruh tawa, termyata oh termyata.. kena dikerjain ustadz,
nih :D
Benar
juga apa yang disampaikan oleh ustadz, resep membuat masakan atau apapun ada
pada yang tahu, maka jika kita belum tahu dan ingin mengetahuinya, maka cara
kita adalah bertanya kepada yang tahu. Saat kita jadi tahu, kita mendapatkan
ilmu, dan kita mengamalkannya, maka bisalah kita, insya allah. Pantas jika
pepatah malu bertanya sesat di jalan. Kalau tidak mau bertanya kepada yang
tahu, dan malah sok tahu, kita bisa tersesat.
Saya
sedang merindukan cara dakwah seperti cara beliau menyampaikan, ringan, santai,
terselip humor segar, serta mudah dipahami. Semoga Allah melimpahkan rahmat dan
barokah kepada beliau, Ustadz Abu Haidar, begitu kami biasa memanggilnya, aamiin.
sumber |
Hheheeehee
BalasHapusIlmu itu ga boleh di simpen sendirian, termasuk ilmu resep2
ayo mbak mampir ke postingan terbaru saya, ada resep lho.. *promosi :D
HapusHaha aku udah serius serius, ga taunya. Bisa aja ustadznya :) Berkah utk ustadznya, sehat terus. Aamiin :)
BalasHapusHaha aku udah serius serius, ga taunya. Bisa aja ustadznya :) Berkah utk ustadznya, sehat terus. Aamiin :)
BalasHapusHaha aku udah serius serius, ga taunya. Bisa aja ustadznya :) Berkah utk ustadznya, sehat terus. Aamiin :)
BalasHapusaamiin..terima kasih mbak sudah berkunjung ^_^
Hapuswalah...haha...betul juga ya mbak.
BalasHapusbetul..betul..betul.. :D
Hapushehheee...
BalasHapuskena aku juga begitu ngglek bacanya sudah seriusly ^_^
semangat !!! :)
bagus artikelnya ^_^
terima kasih mbak sudah berkunjung ^_^
Hapushemm...penasaran saya terobati... cerdas ya si ustadz hehehe
BalasHapus