Kamis, 03 Maret 2016

Menyusuri Jejak-Jejak Hikmah Dalam Sejarah Hidup

Posted by Unknown on 07.59 with 8 comments

Bulan Maret adalah bulan yang istimewa dalam hidup saya, mengapa? Karena dibulan ini Allah menakdirkan saya lahir ke dunia. Saya adalah anak sulung dari seorang ayah bernama Suyidno dan ibu bernama Rumini, tepatnya saya resmi menjadi anak mereka sejak 4 Maret tahun 1989. Oleh orang tua saya, saya diberi nama Rosyida Mulyasari, panggilan saya di keluarga adalah Lia sedangkan teman-teman sekolah ada yang memanggil saya Ros, Rosyi, Ida atau Rosyida.

Lahir Dari Keluarga Prajurit
Ayah saya seorang TNI-AD, beliau memiliki tugas berpindah-pindah, hingga akhirnya mendapat tempat tugas yang tetap di Kota Dili, Timor-Timur, disana pulalah tempat saya lahir. Semua tentu sudah tahu bahwa Timor-Timur yang kini berdiri sebagai negara sendiri dengan nama Timor Leste, pernah menjadi bagian sebagai salah satu provinsi di NKRI. Saat Timor Leste sedang bergejolak karena sebagian penduduknya ingin menjadikan wilayah tersebut sebagai sebuah negara, ayah membawa saya sekeluarga ke kampung halaman ayah dan ibu di pulau jawa tepatnya di Kabupaten Trenggalek, Jawa Timur. Sebelum keadaan semakin memburuk dan tugas semakin berat, sangat tepat keputusan beliau untuk mengevakuasi keluarganya terlebih dulu, saya masih ingat saat-saat suara desingan peluru sering terdengar menemani malam-malam kami di Kota Dili. Setelah mengantarkan kami istri dan anaknya, ayah pun kembali ke medan tugas mempertahankan NKRI. Hari-hari saya jalani tanpa kehadiran ayah selama berbulan-bulan. Saat itu jangankan HP untuk sms, telepon saja tidak ada, tidak seperti sekarang yang sudah jamannya smartphone dimana komunikasi jarak jauh begitu mudah. Ya, memang begitulah resikonya, hanya saling mendoakan yang bisa kami lakukan agar ayah senantiasa selamat, dan dapat berkumpul lagi bersama kami dengan keadaan sehat tak kurang satu apapun. Alhamdulillah, Allah mengabulkan doa kami, Ayah pulang dengan selamat meskipun akhirnya Timor-Timur tidak dapat dipertahankan, yang artinya saya pun tidak bisa kembali lagi untuk melanjutkan sekolah disana, ataupun bermain-main dengan teman saya.

little me ^_^
Dari Anak Kota Menjadi Anak Desa
Hidup berpindah dari suasana kota ke desa tidak mengurangi kebahagiaan saya menjalani masa kanak-kanak. Perbedaan tentu saya rasakan, pada saat di Dili saya sering menghabiskan weekend dengan bermain sepatu roda bersama teman-teman di bandara kota Dili, kemudian membeli buku di gramedia, atau menikmati eksotisnya pantai -pantai di Kota Dili dan saat harus pindah ke kampung halaman orang tua, barulah saya tahu bahwa orang tua saya berasal dari sebuah desa di bawah kaki gunung, sejauh mata memandang adalah gunung dengan segala hal yang masih sangat alami, hutan, sawah, sungai, dan lain-lain. Saya menikmati kehidupan baru saya sebagai anak desa, bermain aneka permainan tradisional dengan teman-teman baru saya, bermain di sawah dan sungai, bahkan saya kadang suka ikut teman-teman mencuci baju di sungai meskipun di rumah tidak sedang kekurangan air. Terkadang hal yang saya rindukan di masa kecil adalah betapa di masa kecil saya sangat bahagia dimanapun saya berada, persis seperti lagu anak-anak, “disini senang, disana senang, dimana-mana hatiku senang....”

Beranjak Remaja Dengan Segala Ceritanya
Saya menjalani kehidupan baru dengan baik, ada sedikit kendala yang saya alami diawal yaitu kendala bahasa, saya yang biasanya berkomunikasi dengan Bahasa Indonesia agak kesulitan memahami Bahasa Jawa, bahkan saya pernah mendapat nilai merah di rapor untuk pelajaran Bahasa Jawa. Saat SMA saya bisa membahagiakan dan membanggakan orang tua dengan masuk sekolah terbaik dan terfavorit di Trenggalek. Lulus SMA saya melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi yaitu Universitas. Saya menempuh jalur SNMPTN dengan pilihan pertama Bahasa Inggris. Sejak pertama mendapatkan pelajaran Bahasa Inggris saya begitu jatuh cinta, bahkan kesukaan saya pada mata pelajaran ini tidak berkurang meski ke jenjang pendidikan berikutnya. Namun, Allah punya rencana lain, Alhamdulillah saya lulus SMPTN tetapi ternyata saya gagal mendapatkan pilihan pertama dan berkesempatan untuk mengambil pilihan kedua yaitu jurusan Bimbingan dan Konseling (BK) di Universitas Negeri Malang.
Dari awal saya sudah niatkan bahwa saya hanya akan kuliah melalui jalur SNMPTN, dan jika gagal saya tidak akan mengambil jalur lainnya, rencana saya, saya akan kursus atau bekerja hingga berjumpa dengan kesempatan SNMPTN di tahun depan. Jadi, ketika saya lolos dengan pilihan kedua, saya pun tidak ragu untuk mengambilnya, meski tidak bisa dibohongi ada rasa sedih karena jurusan yang paling saya inginkan tidak bisa saya dapatkan, namun saya tidak larut dalam kepedihan itu. Saya yakin Allah pasti punya rencana lain, bukankah Allah adalah sebaik-baik perencana? Allah pasti punya alasan sendiri mengapa saya ditakdirkan berkenalan dengan jurusan BK. begitupun dengan kegagalan menempuh jurusan Bahasa Inggris, mungkin Allah ingin saya belajar dengan cara lain, dengan cara gratis, bukankah asal masih ada semangat belajar Bahasa Inggris bisa dilakukan dengan otodidak? yup! Saya temukan kuncinya, tetap jaga semangat!!


bersama teman-teman kuliah, kangen rek!
Hidup Mandiri Saat Kuliah di Luar Kota
Saya begitu antusias menjalani kehidupan saya sebagai mahasiswa baru. Terbukti saya menikmati perkuliahan di jurusan BK, saya mampu beradaptasi dengan lingkungan kampus dan lingkungan baru tempat saya tinggal, berinteraksi dengan teman-teman dari berbagai daerah. Meski jauh dari orang tua dan jadi anak kos, saya bisa mandiri kecuali tentu soal finansial. Empat tahun menjadi anak kuliahan tentu jenuh jika dihabiskan dengan kuliah-pulang-kuliah-pulang. Maka, selama kuliah saya pun mengikuti beberapa organisasi baik intra maupun ekstra kampus. Salah satunya organisasi dakwah, yang juga turut andil dalam perubahan diri saya untuk berhijab. Ya, saya mulai berhijab di awal semester ketiga, sesuatu hal yang seharusnya sudah saya lakukan jauh sebelum itu, yang masih saya tunda-tunda dikarenakan halangan yang sebenarnya tidak begitu besar dan bukan datang dari pihak luar, yaitu halangan dalam diri yang bernama "belum siap". Namun dari situ saya sadar, bahwa ternyata musuh terbesar saya seringnya adalah diri saya sendiri.
Selain berorganisasi, saya juga menjalani kerja sambilan dengan memberikan les privat, alhamdulillah hasilnya memang tidak bisa menopang 100% kebutuhan kuliah, tetapi minimal ada tambahan pemasukan jika sewaktu-waktu ada keperluan tak terduga, kebutuhan kuliah kadang memang tidak bisa diprediksi, bukan? Itu sebabnya saya juga mengikuti beberapa kali seleksi beasiswa untuk mahasiswa berprestasi baik melalui persyaratan IPK atau karya tulis ilmiah, dan sekali lagi alhamdulillah saya pernah menerima beberapa jenis beasiswa yang jumlahnya sangat lumayan untuk biaya SPP dan lain-lain.

bersama ayah dan ibu pada acara wisuda
Lulus Kuliah Mantap Menikah
Saya adalah orang yang memiliki impian sebagaimana orang-orang kebanyakan. Saya ingin lulus kuliah mencari kerja, atau kuliah lagi dengan mencari beasiswa kuliah baik di dalam maupun di luar negeri, singkatnya karir atau lanjut kuliah adalah dua prioritas saya. Tetapi, sekali lagi Allah punya rencana lain, usai lulus kuliah saya justru mantap menikah, hal yang tidak pernah saya bayangkan sebelumnya, saya akan menikah di usia 23 tahun. Ternyata Allah memilihkan karir untuk saya yaitu menjadi istri dan ibu. Titel yang sungguh luar biasa, karena dibalik itu genaplah separuh agama saya dan surga ada di telapak kaki saya. Setelah menikah saya diboyong suami ke kota asal suami yaitu Bojonegoro dan disinilah di KTP saya tertera tempat dimana saya tinggal sampai detik ini. Profesi sebagai Ibu Rumah Tangga adalah dunia baru bagi saya, banyak hal yang saya pelajari yang tidak saya temukan pada materi kuliah. Disela-sela kegiatan domestik, saya menjadi tentor les di sebuah bimbingan belajar yang jam mengajarnya sore atau malam hari, saya juga coba-coba berjualan secara online, dan juga menyempatkan menulis dan sesekali mendapatkan job menulis.

keluarga kecilku yang sedang berproses menjadi keluarga besar :D
Hidup Terus Berjalan menorehkan hikmah
Selama 27 tahun banyak hal yang terjadi dalam hidup saya, saya bahagia terlahir dari keluarga yang menyayangi saya, saya bahagia menikah dengan pria yang mencintai saya, saya bahagia memiliki seorang putri yang selalu mengisi hari-hari saya dengan penuh kegembiraan. Sudah lebih dari seperempat abad hidup ini saya jalani, saya pernah merasakan sesuatu yang membahagiakan, membanggakan, mengecewakan, menyedihkan. Saya pernah mendapatkan apa yang saya inginkan, pernah gagal, pernah mendapatkan hal yang tak terduga baik itu menyenangkan maupun tidak. Sungguh begitu banyak pengalaman rasa dan hidup yang Allah torehkan dalam kehidupan saya, dan bagi saya yang terbaik dari semua itu adalah rasa ikhlas, mengapa demikian?
Karena rasa ikhlas bagi saya merupakan rasa yang harus dimiliki untuk setiap kondisi kehidupan yang saya alami. Ikhlas memudahkan saya untuk bersyukur dan bersabar, saat saya terpuruk saya tidak mudah putus asa, saat sedang berbahagia tidak menjadikan saya terlena. Ya, ikhlas bagi saya bukan diam pasrah, ikhlas bukan sesuatu yang lemah tetapi justru sebaliknya ikhlas menunjukkan bahwa kita kuat, kuat menjalani hidup yang Allah berikan, sehingga dengan kekuatan itulah kita memiliki energi untuk mencari solusi saat masalah menerpa dan menjaga hati saat kenikmatan hidup menyapa. 27 tahun berarti ratusan bulan, ribuan hari, dan tak terhitung jutaan menit serta detik telah saya jalani. Semua itu membuat saya merenung, betapa Allah telah menjadikan saya kaya, kaya akan hikmah yang terkadang lambat untuk saya sadari. Ke depan saya ingin menjadi pribadi yang lebih baik dan dewasa serta bermanfaat bagi sesama. Aamiin Ya Robbal Alamin.. ^_^


Spesial untuk teman baru saya mbak Ika Puspitasari yang berulang tahun di bulan yang sama dengan saya, selamat menikmati detik-detik menuju pergantian usia, semoga semakin berkah sisa usia yang dijalani, sehat dan dimudahkan segala yang dinginkan. Saya suka dengan blognya, sepertinya saya juga perlu belajar kepada mbak Ika nih ;). Terima kasih sudah menyelenggarakan giveaway dengan tema yang menarik, saya jadi tidak sabar tulisan saya ini dibaca dan dikomentarin anak cucu *eh :D

 "Tulisan ini diikutkan dalam Bundafinaufara 1st Giveaway"

8 komentar:

  1. Waah hari ini ultah ya, selamat ulang tahun ya...barakallahu fii umrik..
    Terima kasih sudah ikutan GA saya, semoga beruntung ya ;)

    BalasHapus
  2. tanggal ultahnya sama dengan adik saya Mbak :)
    selamat ulang tahun yah Mbak semoga diusianya kini menjadi pribadi yang lebih baik lagi, amin..

    BalasHapus
    Balasan
    1. aamiin, terima kasih mbak untuk kado doanya dan kunjungannya ^_^

      Hapus
  3. salut saya, usia 23 sudah memantapkan utk menikah, dimana kebanyakan usia segitu masih senang sendiri. Berarti tinggal di Timor Leste lama ya?

    BalasHapus
    Balasan
    1. hihihi,,, yang lebih muda lagi banyak mbak :D iya dari lahir sampai mau berdiri jadi negara sendiri, terima kasih kunjungannya mbak ^_^

      Hapus
  4. Sebelumnya, selamat ulang tahun ya mbak.. :) walaupun telat, he.

    Aamiin buat doanya. Bener, mbak. Banyak yg kita lewati dlm hidup, baik yg sesuai harapan maupun yg terjadi di luar harapan, semuanya punya hikmah yg kadang baru kita pahami lama setelah itu...

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak begitulah hidup mendewasakan kita, terima kasih ya atas ucapan selamat dan kunjungannya ^_^

      Hapus

terima kasih atas kunjungannya, silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan tidak mengandung sara