Minggu, 29 Maret 2015

Waspadai Serangan Jantung, Meski Tak Memiliki Penyakit Jantung

Posted by Unknown on 23.04 with No comments
Sebuah kabar mengejutkan menghampiri saya ketika saya sedang asyik membuka facebook, kabar duka dari salah satu teman suami yang umurnya lebih muda dari suami saya. Beliau dikatakan telah meninggal dunia, berita tersebut mendapatkan respon bertubi-tubi dari banyak orang, semua orang tidak terkecuali saya, merasa terkejut dengan kepergiannya di usia muda. Tidak pernah terdengar sebelumnya bahwa beliau sedang mengidap penyakit, selama ini beliau diketahui sebagai orang yang sehat-sehat saja, serta memiliki segudang aktivitas. Usut punya usut teman suami ini terkena serangan jantung. Selain itu, sebelumnya saya juga baru saja mendapatkan kabar, seorang teman yang berada dalam daftar pertemanan di sosial media, baru saja kehilangan anaknya dikarenakan pergi menghadap sang pencipta untuk selama-lamanya di usia SMA, dan diduga juga akibat serangan jantung.

Mendengar kabar tersebut membuat saya sejenak merenung, setahu saya serangan jantung adalah gejala yang di alami oleh orang yang sudah tua, lemah, dan sakit-sakitan, bagaimana mungkin orang yang masih muda, segar bugar, serta tidak memiliki riwayat penyakit berat sebelumnya bisa terkena serangan  jantung? Saya pun menyelidiki tentang serangan jantung ini, banyak referensi yang bermunculan, tentang apa itu serangan jantung, ciri-ciri, penyebab, penanggulangan, termasuk banyaknya orang yang pernah terkena serangan jantung mulai dari orang awam hingga public figure seperti, artis dan pejabat. Dari berbagai artikel yang saya baca, menerangkan bahwa ada hal yang membedakan antara serangan jantung berbeda dengan penyakit jantung. Penyakit jantung adalah kondisi dimana jantung tidak dapat berfungsi sebagaimana mestinya dikarenakan ada suatu sebab, seperti bawaan lahir, ada bagian yang tidak normal, dan sebagainya. Dalam kesehariannya, penderita penyakit jantung biasanya akan disarankan untuk tidak melakukan aktivitas berlebihan yang memperberat kerja jantung, yang akan membuat kondisi tubuh menurun.  Sedangkan serangan jantung adalah terhambatnya suplai darah ke otot-otot jantung, karena pembuluh darah yang biasanya mengalirkan darah ke otot-otot jantung tersumbat atau mengeras, entah karena lemak dan kolesterol, atau zat-zat kimia tertentu.  Baik penyakit jantung maupun serangan jantung tentu adalah hal yang harus kita waspadai, sebab jantung adalah pusat kehidupan.  Dewasa ini keduanya ternyata tidak memandang usia dan jenis kelamin, bahkan diantara kita mungkin sudah akrab mendengar dan membaca bahwa penyakit jantung merupakan penyebab kematian tertinggi di dunia, masihkah kita abai terhadap aset tubuh kita satu ini? Mari kita mulai menjaga jantung kita agar tetap sehat dan kuat. Beberapa hal yang dapat kita lakukan diantaranya adalah:
  
1. Menjalani pola hidup sehat, meliputi:

·         Makanan
Disadari atau tidak saat ini banyak penyakit timbul dari apa yang kita makan. Modernitas merambah berbagai hal, termasuk dalam hal makanan, semakin banyak pilihan jenis makanan. Kita pun dimanjakan dengan adanya berbagai macam makanan cepat saji, makanan instan, makanan berpengawet, dan bahan makanan yang sudah terkontaminasi dengan pestisida. Bijak dalam memilih makanan serta berhati-hati dengan keberadaan makanan yang mengandung zat-zat yang merupakan musuh bagi tubuh dan dapat mengganggu kesehatan. Pepatah bijak ini ada baiknya kita pegang “jadikanlah makanan sebagai obat, sebelum obat menjadi makananmu”. Selain itu penting juga untuk menghindari rokok, alkohol, dan obat-obatan terlarang.
·         Olah raga
            Padatnya rutinitas juga harus diimbangi dengan olah ragateratur agar tubuh bugar, zat-zat terbuang melalui keringat, otot-otot menjadi kuat dan peredaran darah lancar.
·         Istirahat
Tubuh bisa kita ibaratkan seperti mesin, mesin kehidupan tidak bisa kita paksa untuk bekerja terus menerus tanpa henti, berilah hak tubuh untuk beristirahat agar organ-organ tubuh dapat terjaga dengan baik.
·         Hidup bahagia dengan pikiran positif
Manusia tidak hanya terdiri dari raga saja, tetapi juga jiwa. Selain menjaga kesehatan raga juga harus menyehatkan jiwa, menjaga hati dari iri, dengki, dendam, menjadi pribadi pemaaf, dan penuh rasa syukur, tidak menjadikan masalah sebagai beban pikiran yang berlarut-larut serta rajin beribadah mendekatkan diri kepada Tuhan yang menggenggam kehidupan kita, akan membuat hidup terasa ringan untuk dijalani.

2.   Menggali pengetahuan mengenai masalah kesehatan jantung.

Berbagai jenis masalah jantung sudah banyak kita jumpai jenisnya, ada penyakit jantung koroner, jantung lemah, gagal jantung, serangan jantung, dan lain-lain. Membekali diri mengenai hal-hal yang berkaitan dengan jantung sangatlah penting. Setidaknya kita memiliki wawasan mengenai gejala atau ciri-ciri masalah jantung dan penanganannya, mengingat ada beberapa gejala yang hampir sama dengan penyakit lain, jika kita cermat maka akan lebih bisa memberikan penanganan yang tepat.

3.Terapi jantung
 
Tindakan preventif lain yang bisa dilakukan adalah dengan terapi jantung, terapi jantung bisa dilakukan sendiri, bisa juga pada ahlinya, yaitu salah satunya adalah dengan mengunjungi klinik terapi jantung. Akan lebih baik jika dilakukan keduanya, Jika kita lakukan dengan ahlinya kita memiliki kesempatan untuk bertanya, dan mengetahui kondisi jantung kita serta mendapatkan treatment yang tepat untuk mempertahankan kesehatan jantung.

Memiliki tubuh yang sehat adalah dambaan semua orang, untuk itu sudah seharusnya kita pun berusaha menjaga diri dari hal-hal yang dapat menggangu kesehatan kita, mari jaga sehat kita sebelum datangnya sakit!


Jumat, 13 Maret 2015

Dadar Telur Yummy

Posted by Unknown on 20.27 with 4 comments


Beberapa hari ini kepo banget dengan masakan yang di posting, dibeberapa grup memasak, mau tau apa nama masakannya, namanya “Telor Krispi”. Karena yang krispi-krispi itu termasuk makanan favorit aku, akhirnya aku cari tahu deh resepnya. Alhamdulillah kebanyakan ibu-ibu yang sudah mengeksekusi resep ini, pada murah info. Ternyata bahan-bahan yang dibutuhkan nggak ribet lho,,insya allah, mudah ditemukan dimana saja, mau yang tinggal di desa atau di kota, mau yang sukanya belanja di supermarket ataupun pasar tradisional.
Karena sudah sangat penisirin, eh penasaran, saat si bocil uda bobo’ (kira-kira hampir jam 9an malam) langsung cuzzz ke dapur, tangan kanan mengolah bahan, tangan kiri mengintip resep dari HP (gitu kali ya cara masak ibu masa kini, tsaaaahhh, eh aku aja kali ya yang gitu) yuk ah jangan lama-lama “intro”nya, mari kita resep, ada 3 kelompok bahan untuk membuat resep ini, bahan dadar telurnya, bahan pencelup, bahan kering ini resep yang ku dapat:
A.      BAHAN DADAR TELUR
Telur 1 butir
Garam
Irisan daun bawang (optional dari saya)
Terigu 2 sdm
Air 5 sdm
*Semua bahan dicampur, dan didadar di atas teflon, kira-kira satu sendok sayur untuk sekali membuat dadar, kemudian potong-potong dadar telur kira-kira seukuran jari
B.      BAHAN ADONAN PENCELUP
Terigu 5 sdm
Garam secukupnya
Bawang putih dihalukan (saya skip, malas uleg-uleg sudah malam dan ngebet pengen cepat jadi, dont try at home ya :D )
Merica bubuk (saya skip juga :D )
Air secukupnya
*Semua bahan dicampur dengan air, dan pastikan adonan tidak terlalu encer
 C.      BAHAN ADONAN KERING
Terigu 5 sdm
Garam
Baking powder sepucuk sendok teh
*Campur rata semua bahan C

D.      CARA MEMBUAT
1.       Panaskan minyak
2.       Ambil dadar yang sudah diiris ke adonan pencelup
3.       Gulingkan dan pijit-pijit di adonan kering
4.       Goreng hingga kecoklatan, angkat, tiriskan
This is it, dadar telur krispi yang yummy is ready to served, enak dan cemilable, hehe... bisa dibuat nyemil juga maksudnya selain buat lauk, mari-mari dicoba gampang lho! ^_^
penampakan dadar telur sebelum dieksekusi jadi dadar telur krispi
dadar telur krispi siap masuk perut :D


Rabu, 11 Maret 2015

Ketika Tiba Saat Untuk Menikah

Posted by Unknown on 05.15 with 4 comments
Menikah? Apa yang ada di benak kalian saat mendengar kata menikah? Enak, serem, pengen, nanti dulu deh....? hehe, setidaknya, 3 tahun yang lalu yang aku pikirkan tentang pernikahan adalah kata-kata terakhir itu “nanti dulu deh.......!” loh kok nanti, iya soalnya dalam bayanganku nikah itu ribet, ribet gimana? Ya pokoknya ribet, ribet ini itu! Ini itu, itu apa? Ya pokoknya ada deh dalam bayanganku nikah itu ribet! Hhh.... apa nggak menghela nafas panjang banget tuh orang yang ngadepin aku, bayanganku tentang menikah ternyata nggak jelas ya, sebenarnya bukan menikahnya yang ribet tetapi akunya yang ribet dengan pikiranku sendiri, jadinya kalo disodorin pembahasan tentang menikah, yang ada parno duluan, hehehe. 
Yup, untungnya itu terjadi sekitar 3 tahun yang lalu, tepatnya sebelum kalimat orang bijak terjadi padaku, kalimat apa seh? “terkadang manusia menemui jalan takdirnya, justru pada hal-hal yang ia hindari” yeah, dulu menikah memang bukan prioritas utamaku, aku mau lulus kuliah dulu, aku kerja, mau lanjut studi, mau keliling dunia, mau bebas, haha.. pokoknye I want to spend my youth with freedom, hahaa.. :D sampai akhirnya Allah menghadirkan seorang pangeran dalam kehidupanku, pangeran yang kini menjadi ayah dari anakku, ceilee pangeran, eh lebay ya? Ya gimana lagi, di cerita-cerita dan film-film itu kan sosok baik, cakep, pelindung, pemimpin, tanggung jawab, berani dan satu-satunya, itu pasti perannya sebagai pangeran, kalo yang biasa-biasa kan figuran, hohoho :D karena memang bagiku sosok itu yang satu-satunya mampu meluluhkan hati, membuat hati resah dan gelisah tak menentu, terngiang-ngiang sepanjang hari...*mulai deh lebainya :D yup, kehadirannya membuatku merasa all the disney’s princess strory really happen into my life dan karenanya menikah yang tadinya urutan kesekian bagiku, menjadi prioritas untuk segera kulakukan, yup, setelah selesai kuliah aku menikah, tepat 2 bulan setelah usiaku genap 23tahun, muda? Cukupan? Tua? Setiap orang tentu punya standar masing-masing, namun bagiku itu usia yang cukup muda, aku tidak pernah merencanakan menikah di usia ini sebelumnya, dan diantara teman-teman ternyata aku termasuk yang menikah paling awal, bahkan tidak sedikit dari mereka yang terkejut saat mendengar kabar aku akan menikah, lhawong denger aku punya pacar aja nggak pernah, Benarlah kata orang, bahwa terkadang sesuatu itu tidak seseram yang dibayangkan, termasuk dengan perihal menikah, ternyata banyak hikmah yang aku dapatkan, banyak sisi positif, beberapa diantaranya adalah;

1. Menyempurnakan separuh agama
“Jika seseorang menikah, maka ia telah menyempurnakan separuh agamanya. Karenanya, bertakwalah pada Allah pada separuh yang lainnya.” (HR. Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman) Masya allah... hampir bisa dipastikan semua orang tahu tentang keutamaan menikah yang satu ini ya..? menikah itu menyempurnakan separuh agama, menikah adalah amalan yang dengan jelas Allah katakan bahwa dengan menjalankannya maka kita mendapat “hadiah” sempurnanya separuh agama.

2. Menegakkan sunnah
Menikah itu menegakkan sunnah, karena Rosulullah tidak mengajarkan umatnya untuk hidup membujang. Rosulullah menganjurkan untuk menikah dan memperbanyak keturunan, beliau senang jika di akhirat kelak jumlah umatnya menduduki jumlah terbanyak, dengan memiliki keturunan, berarti kita memiliki generasi untuk meneruskan peradaban.

3. Menghindarkan diri dari fitnah
Dengan status sebagai orang yang sudah baligh dan usia yang terus bertambah, terkadang sering timbul ketidaknyamanan akan terkena bahaya fitnah, baik fitnah yang timbul dari diri sendiri maupun orang lain, seperti fitnah syahwat, adanya godaan dari lawan jenis, gunjingan dan pandangan dari luar, dengan menikah setidaknya salah satu sisi positif yang aku dapat adalah terhindar dari hal-hal yang demikian ^_^

4. Yang haram menjadi halal
Nah ini nih, salah satu nikmatnya nikah. Saat belum sah sebagai suami istri, kita tentu perlu sangat berhati-hati dalam berinteraksi dengan calon suami, tetapi kita sudah sah! Wuiihh... masya allah, apa-apa yang diharamkan kini halallah syudaah.. :D jangankan Cuma telepon-teleponan atau smsan buat bilang sayang atau kangen, kita mau berpandangan dengan penuh cinta, menggenggam tangan, berduaan, semuanya sudah boleh, nggak perlu takut dosa, malahan berbuah pahala, alhamdulillah... ^_^

5. Memperoleh ketenangan lahir dan batin
Tahu isi surat Ar-Rum ayat 21 kan? "Dan diantara tanda-tanda kekuasaanNya ialah Dia menciptakan untukmu isteri-isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikanNya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berpikir". Menikah itu menimbulkan rasa tenteram di dalam hati, tenang di jiwa, dan pikiran, sebab kita memiliki seseorang disisi kita yang sanggup kita ajak berbagi.

6. Mendapatkan teman hidup yang paling setia
Menikah berarti juga memperoleh teman, teman yang diajak untung saling setia, berbagi suka, duka, dan rahasia, teman untuk memecahkan masalah, teman yang bisa dihubungi kapanpun tanpa rasa canggung, teman merangkai hidup menuju visi bersama. Saat usia semakin dewasa mungkin ada rasa sungkan untuk membagi segala cerita kehidupan kepada orang tua, mungkin ada rasa tak enak hati kepada teman dan sahabat, namun saat diri benar-benar merasa membutuhkan sosok pendengar, kepada siapa lagi kita bisa bebas bercerita jika bukan pada Allah dan pasangan. Yup, dengan menikah kita memiliki Allah tempat mengadu dan memiliki pasangan sebagai sahabat setia untuk berbagi, indah bukan? ^_^

7. Hidup menjadi lebih terarah
Mungkin ini hanya pandangan subjektif aku saja, sebab menikah atau belum menikah, setiap kita selalu bisa merancang arah kehidupan yang kita mau, tetapi memang inilah salah satu yang aku rasakan, dengan menikah hidup menjadi lebih terarah. Aku jadi tahu prioritas hidupku dan tidak galau dengan berbagai pilihan hidup dan kesempatan yang datang padaku, sebab aku sudah tahu peran dan prioritas yang harus aku lakukan.

8. Salah satu cara membahagiakan orang tua
Bukan hanya diri sendiri, orang tua kita pun tentu menginginkan anaknya untuk menikah, menemukan jodoh terkadang lebih susah daripada menemukan pekerjaan yang cocok, untuk menemukan pekerjaan yang cocok, sah-sah saja kita berpindah dari pekerjaan satu ke pekerjaan lain, berganti-ganti pekerjaan sampai ketemu yang pas di hati, tapi untuk urusan jodoh? Wah, jangan coba-coba demikian ya, nanti dimarahi pak ustadz lho! ;) itulah kenapa urusan jodoh kadang menjadi beban pikiran orang tua juga, dan dengan menikah setidaknya satu beban pikiran mereka terhadap anaknya berkurang, insya allah...

9. Menambah saudara
 “Menikah tidak hanya mempersatukan dua orang tetapi dua keluarga”, pernah dengar kalimat ini kan? Bener apa bener? Bener banget! Menikah itu bukan hanya menyatukan dua individu, kita memiliki keluarga, pasangan kita juga, saat kita memutuskan untuk menikah dengannya, kita menjadi bagian dari keluarga pasangan kita, dan pasangan kita menjadi bagian dari keluarga kita. See, dengan menikah ternyata bisa menambah keluarga, dua keluarga yang mungkin sebelumnya tidak saling kenal, jadi berkenalan satu sama lain, dan yang sudah saling kenal sebelumnya jadi lebih mempererat tali silaturrahim. Insya allah... ^_^

Sebenarnya ada banyak sekali sisi positif menyegerakan menikah, hanya saja kalo aku sebut lagi, khawatir bikin yang belum menikah jadi tambah pengen menikah, ups bercanda ya.. no hard feeling. Membaca, mendengar, dan menyaksikan orang yang menikah terkadang memang menimbulkan keinginan yang kuat bagi diri untuk menyegerakan menikah. Menyegerakan bukan berarti tergesa-gesa ya, ada beberapa hal yang harus dipersiapkan diantaranya :

1. Mempersiapkan diri
Ada beberapa hal yang perlu dipersiapkan mulai dari diri sendiri, persiapan tersebut berupa persiapan lahir maupun batin. persiapan lahir seperti kesehatan, kebersihan jasmani, badan harus fit, bugar, dan sehatnya, ingat kata pepatah dibalik tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat! Menghadapi pernikahan juga membutuhkan kondisi fisik yang baik lho, jadi jangan sepelekan soal ini. Selain itu persiapan finansial juga, maksudnya tidak harus menunggu kaya raya, toh ukuran kaya bagi seseorang juga relatif, tapi setidaknya kita punya pemahaman bahwa nggak ada yang gratis di dunia ini, ada harga yang harus dibayar, sesedarhana apapun prosesi pernikahan dan kehidupan rumah tangga yang telah kamu rencanakan kelak tetap membutuhkan biaya bukan? Sementara persiapan batin mencakup persiapan mental dan ruhiyah, persiapan mental seperti rasa yakin dan sadar tanpa paksaan bahwa kita memang sudah siap dan mampu untuk menikah, dan mengarungi biduk rumah tangga. Menikah memerlukan mental yang mantap, banyak kan dijumpai kasus orang yang sudah baik karirnya, cukup umurnya, sudah memiliki keinginan menikah, tetapi masih menunda menikah dengan alasan belum siap mental, jika memang belum memiliki mental yang cukup maka dipaksakan pun tentu tidak akan baik jadinya, untuk itu perlu intropeksi dan pemahaman yang baik, agar mental untuk menikah semakin mantap. Untuk persiapan ruhiyah, bisa dilakukan dengan melihat dan menata kembali niat kita untuk menikah, menyerahkan segala urusan kepada Allah, dan tetap berhusnudzhon. Mental yang mantap dan ruhiyah yang kuat menjadi modal untuk mencapai kualitas pernikahan yang baik.

2. Mempersiapkan ilmu
 Al’ilmu qoblal amal, ungkapan dari seorang ulama hadist terkemuka yang mengemukakan pentingnya ilmu sebelum beramal, ilmu dulu baru amal. Aku setuju dengan ungkapan tersebut, melakukan suatu hal akan lebih terarah jika kita tahu ilmunya, sebab melakukan amalan tanpa ilmu, ibarat bepergian dengan tujuan untuk kesasar, susah untuk menentukan arah tujuan. Begitupun dengan menikah, menikah juga butuh ilmu yang mumpuni, bukan sekedar berani, berani saja kalo nggak pakai ilmu namanya nekat! Betul nggak? Sebelum nikah wajib hukumnya mempelajari ilmu terkait pernikahan. Untuk merancang masa depan berupa karir saja, kita rencanakan dan cari ilmunya selama bertahun-tahun bukan? (padahal karir bisa jadi ada masa pensiunnya) apalagi menikah yang tentu semua orang menginginkan tidak hanya awet sampai badan berkalang tanah, tapi juga bisa everlasting sampai ke surga. Persiapkan ilmu dengan baik, cari tahu ilmu apa saja yang perlu untuk kita pelajari sebagai bekal membangun rumah tangga yang kokoh. Semua itu bisa dilakukan mulai dari membaca buku, berdiskusi dengan mereka yang sudah berpengalaman, bertanya pada guru mengaji, dan lain-lain.

3. Mempersiapkan keluarga
Seperti yang sudah disampaikan pada pembahasan di atas bahwa menikah bukan hanya penyatuan dua orang, tetapi dua keluarga. Untuk itu melibatkan keluarga dalam pilihan dan rencana hidup kita itu penting, seperti perihal menikah ini. Setidaknya mengajak mereka berdiskusi dan meminta saran serta pandangan mereka. Kenyataan tidak semua keluarga langsung menyambut dengan baik keinginan anaknya untuk menikah, meskipun sang anak sudah sangat siap secara lahir dan batin. Kendala justru bisa datang dari orang terdekat yaitu keluarga, bisa karena keluarga terutama orang tua merasa terkejut dengan rencana menikah anak, masih menganut adat istiadat seperti menikah berdasarkan urutan kelahiran, belum siap menerima menantu, sudah memiliki jodoh untuk anaknya, atau tidak memberikan restu karena merasa kita-anaknya-dianggap belum mampu untuk berumah tangga. Menikah memang bukan perkara sederhana, teringat salah satu teman yang bertanya tentang pernikahan padaku, tentang proses menjalani dr mulai masih calon sampai sudah sah. Dia menyampaikan bahwa dia sangat ingin menikah, hanya saja dari pihak orang tua belum mengijinkan, beberapa kali pembicaraan mengenai menikah telah dilakukan, tetapi jangankan memberikan lampu hijau, orang tua bahkan belum menyalakan lampu kuning untuk keinginannya menikah. Temanku bercerita “kata orang tuaku nikah aja yang kamu pikir, mikir itu ya cari kerja, cari duit. hiks, mereka nggak tahu bahkan untuk beranjak melangkahkan kaki saja, rasanya lemas dan gemetaran, karena saking inginnya aku menikah” 
       Ya Rabb.. aku pun hanya mampu untuk memintanya bersabar, berpikir positif terhadap orang tua, dan berhusnudzon terhadap apa yang terjadi bahwa itu adalah kehendak Allah yang baik, yang mungkin belum disadari serta menyarankannya untuk berdoa. Berkaca dari kisah temanku ini, aku menjadi sadar betapa pentingnya membangun komunikasi yang hangat dengan keluarga terutama orang tua. Komunikasi tentang menikah yang bukan hanya dibicarakan pada saat kita ingin menikah atau calon sudah ada dan siap, tetapi jauh-jauh waktu sebelum itu, kita bisa menjadikan menikah sebagai bahan obrolan atau diskusi, sehingga kita dan keluarga jadi tahu bagaimana pandangan masing-masing terhadap menikah, jika sudah waktunya semua sudah terkondisikan dengan baik, setidaknya tidak ada hal prinsip yang menjadi ganjalan berat, insya allah.... 

Menikah adalah mitsaqon ghaliza, sebuah perjanjian yang berat, karenanya mempersiapkan diri sedari awal tentu tidak ada salahnya, sebab kita tidak tahu bagaimana datangnya jodoh, ia bisa datang ketika diminta, namun bisa juga datang dengan tiba-tiba. bersiap-siap tentu lebih baik daripada lengah dan tergesa-gesa. Semoga yang saat ini sedang menunggu datangnya jodoh disegerakan dan diberi pahala kesabaran, dan yang sudah menikah seperti aku, diberkahi pernikahannya menjadi pernikahan yang sakinah, mawaddah, dan rohmah, yuk amini bareng-bareng, aamiin.. ^_^

Tulisan ini diikutsertakan dalam Giveaway 3rd Anniversary The Sultonation