Bulan Ramadan telah memasuki setengah
perjalanan, sungguh tidak terasa hari kemenangan sudah di depan mata. Berbicara
tentang hari kemenangan yang sering kita sebut sebagai istilah lain dari Hari
Raya Idul Fitri, tidak lepas dari berbagai macam tradisi di dalamnya yang sudah
lama kita jalani. Tradisi yang sering saya temui di lingkungan sekitar saya
biasanya adalah seputar silaturrahim, mudik, dan bagi-bagi angpao.
Kegiatan Silaturrahim tidak jauh-jauh
dari berkunjung ke rumah tetangga, saudara, sahabat, dan rekan kerja serta
handai taulan lainnya. Bersilaturrahim adalah tradisi yang sangat umum yang
dapat dipastikan dilakukan oleh semua orang muslim ketika lebaran. Lebaran
memang moment yang sangat tepat untuk menyambung dan mempererat kembali
hubungan yang sempat renggang dikarenakan oleh rutinitas masing-masing. Silaturrahim
bagi saya bukan hanya mendekatkan fisik, terlebih juga hati. Tidak heran jika
saat lebaran kita juga saling bermaaf-maafan untuk kesalahan yang telah kita
lakukan dimasa lalu baik yang disengaja maupun tidak.
Tradisi lain yang dilakukan bagi
sebagian orang termasuk saya adalah mudik, kebetulan saya dan suami adalah pasangan
yang berasal dari kota yang berbeda. Karena jarak dari rumah orang tua yang
panjang dan memakan waktu yang cukup lama, kami tidak bisa sering-sering berkunjung
kesana, alasannya capek kalau harus sering-sering, belum lagi tidak bisa
menginap lama, dan pertimbangan efisiensi dana tentunya, hehehe. Sehingga,
lebaran adalah waktu yang tidak pernah kami lewatkan untuk mudik ke kampung
halaman.
Last but not least, yang paling
ditunggu-tunggu yaitu bagi-bagi angpao alias salam tempel. Angpao identik
dengan anak-anak, tetapi dalam tradisi keluarga saya bagi-bagi angpao tidak
hanya bagi anak kecil bahkan orang dewasa seusia saya kadang masih kecipratan
yang namanya angpao. Angpao memang bukan sesuatu yang wajib, tidak perlu
dipaksakan apabila memang tidak mampu, memaksakan diri hanya akan menjauhkan
kita dari esensi makna Idul Fitri sendiri bukan? Sudah mampu menunaikan
kewajiban membayar zakat fitrah tentu sudah sangat bersyukur sekali. Tetapi jika
kita memiliki kelebihan rejeki tidak ada salahnya memberikan angpao kepada sanak
keluarga, terlebih keponakan-keponakan yang pasti sudah pada harap-harap cemas
nih, kalau tidak waktu lebaran kapan lagi dapat angpao, hihii.
Tidak dapat dipungkiri bahwa pada saat
lebaran kebutuhan jadi meningkat, sehingga anggaran pun otomatis ikut meningkat.
Contohnya, untuk dapat menjalani tradisi lebaran seperti yang saya sebutkan di
atas tentu tidaklah gratis. Pada saat moment silaturrahim, kita butuh memberi
suguhan berupa camilan, atau bahkan makanan berat seperti beberapa orang yang menghindangkan
makanan khas lebaran yaitu ketupat. Tidak lain tujuannya adalah untuk menjamu
tamu yang datang, agar mereka merasa nyaman dan tidak kering kerongkongan pada
saat mengobrol panjang. Selain itu, sebagian kita mungkin juga butuh anggaran
lebih pada saat lebaran untuk membeli pakaian baru, yang dipakai saat akan
bersilaturrahim. Untuk mudik pun demikian, agar suasana mudik nyaman, kita
harus memastikan kendaraan yang kita naiki dalam kondisi yang baik, entah kendaraan
pribadi maupun umum, sehingga tidak heran ya kalau harus siap anggaran khusus
untuk perawatan di bengkel ataupun untuk kenaikan tarif kendaraan umum. Apalagi
untuk bagi-bagi angpao, bagi yang melakukannya tentu harus siap-siap dana
ekstra dan rinci, jangan sampai ada yang kelewat dan tidak kebagian, nanti
bisa-bisa iri, duh tidak enak kan ya di hari yang suci ada penyakit hati.
sumber |
Lebaran memang membutuhkan dana yang
lebih, namun bukan berarti harus berlebihan dan memaksakan diri, cukup lakukan
semampu kita dan sepantas yang kita bisa. Tidak perlu menjadikan orang lain
sebagai tolok ukur, kita tidak ingin bukan, selepas hari raya kemenangan yang
kita dapati justru adalah kekalahan? Kekalahan akibat tidak dapat mengendalikan
hawa nafsu sehingga terlalu banyak belanja ini dan itu, yang berujung tekor
alias merugi. Bagi saya salah satu “penyelamat” untuk menyambut lebaran adalah
tabungan. Seperti yang kita tahu salah satu fungsi
tabungan adalah untuk persiapan atau jaga-jaga apabila suatu saat kita memerlukan
anggaran lebih. Tabungan ini sangat cocok dimanfaatkan pada saat lebaran. Untuk
itu, sejak beberapa bulan yang lalu saya berusaha konsisten menabung dengan
tujuan untuk persiapan lebaran. Resolusi saya adalah saya ingin Idul Fitri saya
lebih bermakna dan berjalan dengan sederhana, sehingga tabungan saya akan saya
gunakan dengan sebaik-baiknya bukan sepuas-puasnya :).
Berbicara soal tabungan itu gampang-gampang susah menurut saya, apalagi
terkadang niat naik-turun, dan godaannya banyak. Beruntung sekarang ada
cermati.com, start-up yang bergerak dibidang teknologi finansial. Dengan cermati,
saya bisa mendapatkan informasi mengenai jenis tabungan mana yang cocok bagi
saya, dan juga perbandingan dari bank yang satu ke bank yang lainnya. Apalagi cermati
tidak hanya memberikan informasi seputar produk finansial, tetapi juga
tips-tips seputar pengelolaan finansial dan artikel menarik lainnya, sepertinya saya juga harus
mengintip produk tabungan anak juga nih, ya daripada uang angpao anak berakhir
di domper mamanya, hehehe. Yuk, mumpung masih ada waktu persiapkan dana lebaran
dengan cermat, agar lebaran semakin terasa nikmat.
sumber |
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas kunjungannya, silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan tidak mengandung sara