Wow, prostitusi
dikalangan artis jadi trending topic
neh, ya walau gag bisa diboongin juga ya, hal seperti itu sudah lama ada,
disadari atau tidak prostitusi sekarang bukan sekedar soal ekonomi lagi, tetapi
lifestyle. Yang terjun kedunia
prostitusi bukan sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup tetapi memenuhi gaya
hidup, ya mereka pasang tarif kan, bukan dibayar seikhlasnya. Kalo nggak salah mbak Asma Nadia pernah nulis yang kutipannya mohon maaf saya lupa redaksinya, kurang
lebih “tanpa membenarkan apapun alasan wanita terjun ke dunia ini, saya tidak
habis pikir kenapa begitu mudah laki-laki meniduri wanita yang tak ia kenali?”
nyuwun sewu nggih mbak Asma, kalo saya (meski tentu sebenarnya kita sama-sama
nggak setuju dengan adanya prostitusi) lebih tidak habis pikir kenapa wanita
juga bisa begitu mudah tidur dengan laki-laki yang tidak ia kenali? Setahu saya
ya, urusan syahwat yang “itu” emang laki-laki jagonya :D mereka mudah tertarik
apalagi dengan yang bening-bening, kalo bukan karena keimanan yang kuat mungkin
akan seperti teko penuh, yang isinya tercecer kemana-mana, tetapi tekonya
pulang dalam keadaan utuh ^_^ setau saya memang seperti itu laki-laki
diciptakan, kalo disambung-sambungkan makanya ada hadist “apabila seorang suami memanggil istrinya ke pembaringan dan si istri
tidak mau datang, sehingga sepanjang malam suami marah kepadanya, maka sang
istri dikutuk dan dilaknat para malaikat sampai pagi harinya.” (HR. Muslim)
Selain itu juga
ada hadist yang berbunyi, “sebagian dari
hak suami kepada istrinya adalah, apabila suami itu menginginkan istrinya lalu
membujuknya, sedang si istri berada di atas punggung unta, maka janganlah si
istri menolaknya” (HR. Baihaqi)
Meskipun tentu
pada keanyataannya apabila ada uzur yang dapat dimaklumi, seorang istri boleh
menolak secara halus permintaan suami, dan suami yang pengertian tentu tidak
akan memaksa istrinya lebih dari kesanggupannya <3 , yang jelas dari
hadist-hadist tersebut hanya ingin menegaskan bahwa urusan syahwat laki-laki
memang begitu kuat, tetapi ya yang jelas jangan pengen enaknya aja ya, kalo pengen
istrinya performanya baik ya harus diperlakukan dengan baik juga, pelacur yang
cantik-cantik itu biayanya mahaaall..kerjanya tidur, makan, dandan, belanja,
(gitu kali ya) jadi ya jangan dzalim sama istri sudah suruh kerja ini itu,
nggak bantuin, nggak ngertiin, malamnya minta excellent service, kalo nggak
puas jadi pembenaran buat “jajan” di luar yaah.. capek deh :D memang benar ya,
rumah tangga adalah tanggung jawab bersama, harus membangun diskusi dan
komunikasi yang baik antar suami dan istri ^_^. Kembali lagi, kalo soal tidak habis pikir saya
lebih tidak habis pikir, saya lebih tidak habis pikir perempuannya karena
setahu saya perempuan diciptakan dengan rasa malu yang lebih dibandingkan
laki-laki... bagaimana mungkin mereka bisa dengan mudah buka selakangannya
kepada laki-laki yang tidak dikenalnya untuk dinikmati ya, hiks.. L salah satu alasannya
gaya hidup, entahlah,, sebagai wanita saya menyadari sisi kewanitaan dalam diri
saya menginginkan untuk dipuji, untuk menjadi yang -ter-, untuk bisa memiliki
segalanya, untuk bisa punya ini itu, untuk bisa memiliki sesuatu yang pantas
dipamerin, untuk bisa diakui, untuk bisa membuat sesama wanita iri pada saya
(konon, wanita lebih suka mendapat pengakuan akan kelebihannya dari sesama
wanita daripada laki-laki), apa karena itu kah? Sehingga wanita rela
menggadaikan malunya menjual kemaluannya demi tercapai kepuasan yang tak akan
pernah cukup dikejar? L
apalagi saya pernah baca salah satu prostitusi online di Bandung memasang tarif
sesuai dengan kecantikan si wanita tuna susila tersebut, semakin cantik semakin
mahal, bukan semakin lihai permainan ranjangnya lho,, (hmm..lagipula kalo
berdasarkan permainan ranjangnya, gimana mau menilainya ya?) beruntunglah zina
memang diharamkan dalam Islam, kalo nggak dapat apa saya??
*astaghfirullah,,,istighfar mak, istighfar... naudzubillah.... Yaa.. kalo kaum
saya saja sebagian sudah lepas rasa malunya, jangan bilang saya pecemburu lho
:p nggak ada hubungannya kalii... :D
Saya tidak
bermaksud tidak empati atau sok suci, mengingat ada sebagian dari mereka ada
yang katanya melakukannya karena terpaksa, karena harus memberi makan anak-anak
dan keluarga, serta mencukupi kebutuhan hidup lainnya, mereka yang mengambil
jalan prostitusi karena merasa tidak ada pilihan lain. Tetapi maaf, mohon maaf
sebesar-besarnya, bagi saya itu tetap pekerjaan hina apapun alasannya. Mohon aminkan
doa saya semoga mereka yang “terjebak” atau pun yang memilih jalan hina ini,
semoga terbuka hatinya untuk dapat menerima hidayah Allah, dan saya pribadi
juga anak keturunan serta keluarga tidak ada yang bersinggungan dengan bisnis
ini, sedikitpun! Aamiin..
0 komentar:
Posting Komentar
terima kasih atas kunjungannya, silahkan berkomentar dengan bahasa yang sopan dan tidak mengandung sara